kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rupiah Berpeluang Menguat di Akhir Tahun


Senin, 25 Juli 2022 / 18:21 WIB
Rupiah Berpeluang Menguat di Akhir Tahun
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan berada di kisaran Rp 14.800 per dolar AS-Rp 15.000 per dolar AS hingga akhir tahun.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan berada di kisaran Rp 14.800 per dolar AS-Rp 15.000 per dolar AS hingga akhir tahun. Artinya, pergerakan kurs rupiah stabil dari posisi sekarang yang ada di Rp 14.993 per dolar AS.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, prediksi pergerakan rupiah ini menghitung laju inflasi yang cenderung stabil, potensi kenaikan suku bunga yang tipis di dalam negeri, serta pertumbuhan ekonomi yang solid.

Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga di tingkat 3,5%. Sutopo memperkirakan, kenaikan suku bunga BI hanya 25 basis points (bps) untuk menjaga spread atau selisih dengan Fed Funds Rate. Tapi, ada peluang BI mengerek suku bunga hingga 50 bps jika ada kejutan dari The Fed pada rapat bulan ini. 

Baca Juga: IHSG Melemah 0,41% Diiringi Net Sell Asing Rp 272 Miliar pada Senin (25/7)

"Jika ada kejutan dari The Fed, rupiah bisa berfluktuasi hingga ke Rp 15.150 pada pekan ini dan nilai wajar rupiah dengan kondisi saat ini, semestinya telah melemah hingga Rp 15.250," kata kepada Kontan.co.id, Senin (25/7). 

Kenaikan suku bunga BI terbatas karena laju inflasi masih terkendali. Sutopo mengatakan, laju inflasi akan berada di kisaran 3,75%–4%. 

"Inflasi inti tetap terkendali, mencapai 2,63% pada bulan Juni, dan mempertimbangkan risiko dampak perlambatan ekonomi global terhadap permintaan domestik tekanan inflasi masih relatif lemah," ucap dia.

Pendapatan fiskal dari ekspor minyak sawit telah memberikan ruang fiskal yang cukup bagi pemerintah untuk mensubsidi harga konsumen yang lebih rendah untuk barang-barang penting, seperti bahan bakar. 

Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Menguat ke Rp 14.992 per Dolar AS Hari Ini (25/7)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×