Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) resmi menerbitkan saham baru melalui private placement senilai lebih dari Rp 23 triliun. Harga saham baru ini melebihi saham GIAA di pasar. Apakah investor ritel perlu jual atau beli?
Harga saham GIAA pada perdagangan Senin 1 Desember 2025 Rp 106 naik 3 poin atau 2,91% dibandingkan sehari sebelumnya. Sedangkan dalam aksi private placement ini, harga saham baru Rp 75 per saham.
Aksi private placement GIAA akan mengumpulkan dana senilai Rp 23,67 triliun.Seluruh penerbitan saham baru ini diserap oleh PT Danantara Asset Management (DAM).
Baca Juga: Hari Ini (2/12) Penawaran Umum IPO RLCO, Harga Rp 168, Investasi Minimal Rp 16.800
Menurut Abida Massi Armand, Analis Fundamental BRI Danareksa Sekuritas, langkah ini sangat krusial untuk memperbaiki struktur permodalan Garuda, terutama setelah perusahaan berada dalam tekanan likuiditas yang cukup berat.
Private placement dinilai menjadi titik balik besar dalam pemulihan kondisi keuangan maskapai pelat merah tersebut.
Abida menjelaskan, suntikan dana besar ini akan mengerek ekuitas konsolidasi GIAA dari posisi negatif sekitar US$ 1,5 miliar per Juni 2025 menjadi positif sekitar US$ 350 juta.
“Pembalikan ekuitas ini merupakan syarat mutlak untuk kelangsungan usaha dan membuka peluang keluar dari Papan Pemantauan Khusus,” ujarnya kepada Kontan, Senin (1/12/2025).
Selain itu, konversi utang pemegang saham sebesar Rp 6,65 triliun menjadi ekuitas turut membantu menurunkan liabilitas berbunga.
Tonton: Penjualan Mobil LCGC Anjlok 34%, Sinyal Daya Beli Makin Melemah
Dampak ke Likuiditas dan Operasional
Dengan tambahan modal, rasio lancar Garuda diperkirakan naik signifikan dari 0,5 kali menjadi 1,53 kali. Sebagian besar dana fresh capital akan digunakan sebagai modal kerja dan pemeliharaan pesawat, termasuk pengembalian 34 pesawat grounded ke dalam layanan komersial, yang membutuhkan dana sekitar Rp 8,7 triliun.
Abida menyebut, potensi perbaikan dapat muncul dari pemulihan arus kas operasional, peningkatan utilisasi armada, dan penguatan load factor.
“Risiko kini bergeser ke eksekusi operasional, terutama kecepatan mengembalikan pesawat ke langit,” tambah Abida.
Ia mengingatkan bahwa harga avtur dan fluktuasi nilai tukar dolar masih menjadi faktor sensitif bagi kinerja margin Garuda.
Dampak ke Valuasi Saham GIAA
Secara valuasi, aksi private placement ini dinilai menjadi katalis positif bagi keyakinan investor atas keberlangsungan GIAA. Harga pelaksanaan Rp 75 per saham berpotensi menjadi lantai struktural (structural floor) bagi harga pasar.
“Dalam jangka pendek, saham berpotensi menguat karena sentimen perbaikan neraca. Namun tren berkelanjutan akan sangat bergantung pada realisasi kinerja, khususnya utilisasi armada dan yield,” jelas Abida.
Untuk jangka pendek, Abida memberikan rekomendasi netral sembari menunggu laporan keuangan pasca transaksi. Namun untuk prospek 2026, ia melihat ruang penguatan signifikan.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Konsolidasi pada Selasa (2/12/2025), Simak Rekomendasi Saham Berikut
Target Harga dan Prospek 2026
Abida menyampaikan bahwa prospek jangka panjang bersifat buy, dengan target harga 12 bulan di Rp 150 per saham. Proyeksi ini mengasumsikan keberhasilan strategi turnaround, pemulihan armada, serta potensi rights issue lanjutan pada 2026 untuk mendukung ekspansi bisnis.
Aksi korporasi ini menjadi salah satu langkah terbesar Garuda sejak restrukturisasi, dan dapat menjadi momentum pemulihan berkelanjutan jika eksekusi operasional berjalan sesuai rencana.
Selanjutnya: Akhir Tahun Makin Hemat! Promo HokBen x Yup Tawarkan Menu Spesial Hanya Rp 1.000
Menarik Dibaca: Akhir Tahun Makin Hemat! Promo HokBen x Yup Tawarkan Menu Spesial Hanya Rp 1.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













