Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Akhir pekan ini (25/11), posisi rupiah berhasil menguat tipis. Data Bloomberg menunjukkan, nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 0,2% menjadi 13.530 per dollar AS.
Sebagai perbandingan, kemarin, posisi rupiah di pasar spot ditutup pada level 13.558 per dollar AS.
Sebaliknya, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) melemah 0,2% ke level 13.570 dari sebelumnya 13.540.
Analis Riset Treasury Bank Negara Indonesia Nurdiyanto menuturkan, tekanan faktor global, terutama dari Amerika Serikat, masih dominan. Tekanan menguat karena risalah pertemuan FOMC November 2016 memperkuat indikasi kenaikan suku bunga The Fed di Desember.
"Hal ini mendukung penguatan posisi dollar AS di hadapan mata uang dunia lainnya termasuk rupiah," jelas Nurdiyanto.
Tekanan pada rupiah semakin besar mengingat kebutuhan dollar AS di dalam negeri semakin tinggi jelang akhir bulan. Nurdiyanto pun memprediksi kurs rupiah berpotensi terus melemah.
"Meski tekanannya akan mengecil, mengingat biasanya di akhir pekan pasca libur nasional, penguatan dollar AS akan sedikit tertahan," tutur dia. Sekadar mengingatkan, pada Kamis (24/11) pasar AS libur merayakan hari Thanksgiving.
Celah ini bisa dimanfaatkan rupiah untuk memperbaiki posisi, walau peluang untuk membalikkan keadaan masih sangat kecil. Tapi paling tidak ada sedikit harapan rupiah bisa menguat ke atas level Rp 13.500 per dollar AS.
Nurdiyanto memprediksi hari ini (25/11) rupiah akan konsolidasi dengan kecenderungan melemah dan bergerak di rentang Rp 13.500-Rp 13.600 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News