Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Rupiah menunjukkan penguatan pada perdagangan Selasa (27/9). Pada perdagangan intrahari, sempat menguat sampai Rp 12.886 per dollar AS, meski ditutup menguat 0,66% menjadi Rp 12.995 per dollar AS.
Sementara itu, pada kurs tengah Bank Indonesia, USD/IDR bertengger di 13.027, dibandingkan hari sebelumnya 13.076.
Penguatan rupiah hari ini, menurut Analis PT Cerdas Indonesia Berjangka Suluh Adil Wicaksono, lebih banyak dilandasi pelemahan dollar Amerika Serikat. The Greenback tertekan setelah bank sentral AS Federal Reserve memilih menahan suku bunga.
Sementara itu, langkah Bank Indonesia memangkas bunga acuan dalam negeri, 7-Day Reverse Repo Rate dinilainya sebagai langkah positif untuk mendulang penguatan rupiah.
"Diharapkan, orang tidak hanya menabung untuk mendapatkan bunga, tapi juga dapat digunakan di sektor riil sehingga dapat memperbaiki nilai rupiah," katanya.
Senada, ekonom Bank Central Asia David Sumual bilang, secara regional, banyak mata uang asia yang menguat terhadap dollar AS. "Kita melihat, mata uang negara seperti Korea, Selandia Baru, Malaysia, dan Taiwan semuanya mengambil keuntungan dari lemahnya dollar AS," katanya.
David meramal, dalam jangka panjang, rupiah masih akan diselimuti sentimen positf. "Harapannya, rupiah bisa stabil sehingga mampu bersaing dengan negara-negara kompetitor di pasar ekspor," ujarnya.
Rabu (28/9), Suluh memprediksi rupiah pada kurs tengah BI akan berpotensi menguat ke level Rp 13.000 - Rp 13.050 per dollar AS.
Senada, David juga memperkirakan rupiah akan bergerak di level Rp 12.900 - Rp 13.050 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News