kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah Akan Bergerak di Atas Rp 14.500 per Dolar AS pada Hari Ini


Selasa, 10 Mei 2022 / 06:30 WIB
Rupiah Akan Bergerak di Atas Rp 14.500 per Dolar AS pada Hari Ini


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah libur panjang, nilai tukar rupiah melemah pada perdagangan perdana, Senin (9/5). Kenaikan Fed Funds Rate masih akan menjadi penggerak utama kurs rupiah pada perdagangan Selasa (10/5).

Kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,64% ke Rp 14.572 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (9/5). Sedangkan, rupiah Jisdor melemah 0,37% ke Rp 14.534 per dolar AS.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo memproyeksikan rupiah akan berada di rentang Rp 14.500 per dolar AS-Rp 14.600 per dolar AS. Sedangkan Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan rupiah akan berada pada perdagangan Selasa (10/5) rupiah akan berada di rentang Rp 14.500 per dolar AS-Rp 14.600 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,37% ke Rp 14.534 Per Dolar AS Pada Perdagangan Senin (9/5)

Josua mengatakan pelaku pasar masih akan mencermati rilis data inflasi AS bulan April yang akan dirilis tanggal 11 Mei mendatang. Inflasi AS diperkirakan akan berkisar 8,1% secara tahunan dan inflasi inti diperkirakan 6,0% secara tahunan. 

"Dari rilis data ekonomi domestik, inflasi Indonesia bulan April tercatat 3,47% secara tahunan lebih tinggi dari perkiraan meskipun pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2022 sesuai perkiraan tercatat 5,01% secara tahunan," ucap Josua kepada Kontan.co.id, senin (9/5). 

Josua mengatakan meskipun data pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2021 solid, tapi risk-off sentiment di pasar keuangan global yang terjadi ketika pasar domestik tutup masih mendominasi pelemahan IHSG, koreksi di pasar SUN sehingga mendorong pelemahan rupiah. 

Baca Juga: Net Sell Tebal, IHSG Melorot dari Level 7.000

Josua mengatakan selain pengetatan kebijakan moneter AS berupa kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps pekan lalu, sentimen potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok juga mendorong pelemahan mata uang Asia termasuk rupiah. 

Selain itu, Josua mengatakan penguatan dolar AS juga dipengaruhi oleh rilis data tenaga kerja AS. Non-farm payroll bulan April tercatat 428.000 lebih tinggi daripada ekspektasi 380.000. 

"Penguatan dolar AS tersebut juga diikuti oleh kenaikan yield US Treasury yang saat ini berada di level 3,18% atau meningkat sebesar 25 bps pada bulan Mei ini," ucap Josua. 

Baca Juga: Intip Rekomendasi Susunan Portofolio Investasi di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga

Menurut Sutopo kenaikan inflasi inti bisa menjadi pertimbangan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga. Pada rapat kebijakan moneter bulan April lalu, BI masih menyatakan bersabar untuk menaikkan suku bunga. 

"Kebijakan tersebut tentunya membuat selisih (spread) suku bunga di Indonesia dengan Amerika Serikat AS menyempit yang bisa memberikan tekanan ke rupiah," ujar Sutopo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×