kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rumah Sakit Siloam (SILO) berencana tambah lima rumah sakit


Senin, 04 Maret 2019 / 20:17 WIB
Rumah Sakit Siloam (SILO) berencana tambah lima rumah sakit


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) berencana menggelar sejumlah ekspansi di tahun 2019 ini. Salah satu ekspansinya adalah perluasan jaringan rumah sakit dan meningkatkan pertumbuhan jumlah pasien untuk mendongkrak pendapatan rumah sakit. 

Head of Public Affairs Siloam Hospitals Group Jimmy Rambing mengatakan, pihaknya berencana membuka lima rumah sakit baru pada 2019. "Kelima rumah sakit tersebut akan ada di Pasar Baru Jakarta, Ambon, Tulungagung, Paal Dua di Manado dan Banjarmasin,"ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (1/3).

Sebagai gambaran, hingga akhir tahun lalu tercatat 35 rumah sakit yang bernaung di bawah payung SILO. Di mana 11 rumah sakit berada di wilayah Jabodetabek dan 24 rumah sakit lainnya tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara. 

Jimmy menambahkan bahwa pada bulan Januari tahun ini, pihaknya juga baru saja membuka dua rumah sakit baru sehingga di 2019 ini total jumlah rumah sakit milik Siloam bakal bertambah menjadi 43 rumah sakit.

Lalu ketika ditanya soal rencana akuisisi, ia mengatakan SILO memiliki tim yang sangat berpengalaman dalam pengelolaan jaringan rumah sakit. "Maka sebagian besar rumah sakit baru kami akan dibangun oleh Siloam," imbuhnya.

Selain itu, SILO  juga mulai ke bisnis bedah otak. Emiten rumah sakit ini telah mengakuisisi 30,9% saham Klinik Gamma Knife Center, klinik bedah otak pada 13 Februari 2019. Akuisisi ini dilakukan oleh anak usahanya bernama PT Prima Mugi Jaya. Total kepemilikan PMJ di Gamma Knife sebesar 50,8% senilai Rp 12,75 miliar.

Sementara, pada tahun 2018 lalu SILO berhasil membuka 22 klinik, dengan 18 di antaranya telah terdaftar untuk melayani pasien BPJS. Selain itu, di tahun ini SILO juga membeli peralatan medis dan infrastruktur teknologi informasi sebesar 48,98 miliar pada 19 Februari 2019.

Jimmy bilang sumber pendanaan untuk dua aksi korporasi tersebut dari kas internal SILO. "Kami mendanai operasi sehari-hari dari arus kas kami," jelasnya.

Selanjutnya soal belanja modal (capex) untuk tahun 2019,Jimmy masih belum mau memberikan penjelasan secara rinci. "Capex pada tahun 2019 akan terus dibiayai dari arus kas kami," pungkas dia.

Hingga akhir 2018 SILO telah merealisasi dana hasil Penawaran Umum Terbatas (PUT) I pada 6 Desember 2016 sebesar Rp 1,29 triliun. Di mana sejumlah Rp 427,25 miliar dipakai untuk melunasi pinjaman kepada PT Lippo Cikarang Tbk (LPKR). Lalu sebesar Rp 725,12 miliar dipakai untuk ekspansi dan investasi.

Sementara sebesar Rp 742,43 miliar dipakai untuk akusisi dan modal kerja. Dan sisa dana PUT I sejumlah Rp 65,28 juta.

Sementara untuk dana hasil PUT II pada 13 Desember 2017, SILO telah menyerap sebesar Rp 2,43 triliun pada akhir 2018. Di mana sebesar Rp 2,06 triliun dipakai untuk investasi dan ekspansi. Lalu untuk akusisi dan modal kerja terserap sebesar Rp 368,82 miliar. Maka dana PUT II yang tersisa sebesar Rp 647,36 miliar.

Dari sisi operasional, pada tahun 2018, Rumah Sakit Siloam menerima 2,39 juta kunjungan rawat jalan dan 206 kunjungan ribu rawat inap. Masing-masing naik dari 2,20 juta pasien rawat inap dan 182.000.

kunjungan rawat inap pada tahun 2017. Pendapatan Per Kunjungan Rawat Jalan naik sebesar 5% dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap naik sebesar 2%.

Siloam juga melayani 295.000 kunjungan gawat darurat pada tahun 2018, naik dari 240.000 kunjungan di tahun 2017. Penghunian Tempat Tidur sebesar 56% dengan rata-rata lama menginap (ALOS) 3,5 hari dan 3.524 tempat tidur operasional, naik dari 3.062 tempat tidur operasional pada 2017.

Dari sisi kinerja keuangan, di akhir 2018 SILO membukukan pendapatan sebesar Rp 5,96 triliun atau naik 12% year on year (yoy). Biaya umum dan administrasi meningkat tajam 22% dari Rp1,28 triliun pada 2017 menjadi Rp1,56 triliun pada 2018.

Peningkatan ini, sebagian besar disebabkan oleh kenaikan gaji dan Tunjangan Karyawan karena meningkatnya jumlah rumah sakit dan staf, Biaya Kantor lainnya, Sewa dan Depresiasi.

Laba kotor juga tercatat turun 12% yoy menjadi Rp 192 miliar. Sehingga laba bersih SILO turun dalam 83% yoy sebesar Rp 16 miliar pada akhir 2018. Total aset SILO di 2018 naik tipis 1,3% yoy menjadi Rp 7,69 triliun. Kas dan setara kas SILO turun 76,79% yoy menuju Rp 216 miliar di akhir tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×