kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rudi Sutiono: Berinvestasi sekaligus mendidik


Sabtu, 25 Mei 2019 / 10:00 WIB
Rudi Sutiono: Berinvestasi sekaligus mendidik


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi tidak hanya mengejar keuntungan, tapi juga kebermanfaatan. Begitulah prinsip Direktur PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) Rudy Sutiono dalam melakukan investasi.

Asal tahu saja, saat memutuskan untuk melakukan investasi, Rudy memilih masuk ke sektor riil dengan membangun sekolah. Pasalnya, salah satu cita-cita yang dimilikinya adalah memajukan pendidikan di Indonesia.

Bersama teman-temannya, Rudy mendirikan taman kanak-kanak di Serpong, Tangerang Selatan. Mereka mengambil waralaba taman kanak-kanak. "Waktu itu teman saya yang anaknya sekolah di Apple Tree mengajak saya investasi di bisnis franchise sekolah ini," jelas dia.

Awalnya Rudy ragu, karena ia belum pernah berinvestasi, apalagi di dunia pendidikan. Namun, setelah temannya menjelaskan profil sekolah, mulai dari kurikulum hingga programnya, perhitungan investasinya hingga detail bisnisnya, Rudy mulai tertarik. "Jadi saat itu saya memulai investasi besar yang pertama dengan join bareng teman saya," kenang dia.

Rudy mengaku, keputusannya berinvestasi pada taman kanak-kanak ini tepat. Karena, dari sisi pengajaran dan pengelolaan bisnis, Apple Tree termasuk berpengalaman.

Apalagi, kini Apple Tree masuk dalam 20 besar sekolah taman kanak-kanak terbaik se-Indonesia. Hal ini tak mengherankan, karena sistem pendidikannya mengadopsi dari Singapura dan pola pengajarannya menggunakan dua bahasa: 70% pengajaran dalam bahasa Inggris, dan sisanya dalam bahasa Mandarin.

Setelah dua tahun berjalan, Rudy sadar investasi bukan sekadar berani mengeluarkan uang besar dan menghadapi risiko, tapi juga percaya apa yang diinvestasikan bisa berkembang dan bermanfaat. Buktinya investasinya di bidang pendidikan bisa langgeng dan berkembang pesat.

Rudy mengklaim, sekolah yang didirikannya di Serpong adalah yang paling cepat berkembang dibanding semua franchise Apple Tree di Indonesia. Rudy pun merasa pilihannya dalam berinvestasi di pendidikan sudah tepat. Alasannya, semua orang membutuhkan pendidikan.

Tantangan investasi

Saat membangun sekolah ini, Rudy mengaku mendapati sejumlah tantangan. Salah satunya adalah sumber dana. Saat itu, ia menggunakan dana pribadi dan dana dari istrinya untuk bergabung dalam bisnis waralaba sekolah.

Tantangan kedua, adalah jumlah peminatnya. Kala itu, Apple Tree masih anyar. Sembari melihat kondisi pasar, Rudy dan temannya giat melakukan promosi di pusat perbelanjaan sekitar Serpong. "Yang penting jalan aja dulu," kisah dia.

Setelah sekolah berhasil dibangun, pekerjaan lain yang harus dia lakukan adalah mencari guru yang sesuai dengan kualitas yang diharapkan.

Memang, pihak pewaralaba dari Apple Tree membantu mencarikan guru. Tetapi terwaralaba juga ikut berperan penting mencari guru yang berkualitas.

Setelah sekolah beroperasi, tantangan berikutnya datang dari para orangtua murid. Biasanya, mereka memiliki harapan dan ekspektasi masing-masing pada sekolah.

Setelah Apple Tree Serpong ini berkembang dan bisa mandiri, Rudy berencana mendirikan sekolah lainnya. "Ya, kalau ada uang lagi untuk investasi, saya berniat menambah cabang lainnya," kata dia.

Untuk saat ini, Rudy mengaku dirinya cenderung menjadi investor konsevatif. Karena ia cukup perhitungan dengan risiko investasi yang dimilikinya.

Rudy mengakui, dirinya lebih menyukai investasi yang berioentasi jangka panjang dan minim risiko. Karena itu, selain berinvestasi pada sektor pendidikan, ia juga memiliki beberapa jenis asuransi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×