Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi sahamĀ dengan kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami rotasi yang cukup kencang selama tahun 2024. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) berada di posisi puncak Top 10 market cap usai menyalip PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Sempat terjun di bulan September, harga saham BREN melaju kencang di penghujung 2024, dengan kenaikan 37,41% dalam sebulan terakhir. Membawa emiten milik taipan Prajogo Pangestu ini mengakumulasi penguatan harga 24,08% sepanjang tahun 2024.
Performa positif itu mendongkrak market cap BREN ke level Rp 1.240,87 triliun. Lebih tinggi dibandingkan BBCA yang kini memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 1.192,69 triliun di akhir tahun 2024.
Baca Juga: Saham Berkapitalisasi Jumbo Tak Selalu Memberikan Cuan Yang Besar
Membuntuti BREN dan BBCA, posisi lima besar dihuni oleh PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). BYAN memiliki market cap senilai Rp 675 triliun, TPIA sebesar Rp 648,84 triliun dan AMMN sebanyak Rp 614,59 triliun.
Laju saham big bank sedang melambat di tahun 2024. Posisi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) ikut merosot. BBRI dan BMRI tergusur dari posisi lima besar, ke rangking enam dan tujuh dengan posisi market cap di Rp 618,36 triliun dan Rp 532 triliun.
Di sisi lain, ada yang terdepak, dan ada juga yang menyeruak ke jajaran Top 10 market cap. Jika dibandingkan secara tahunan dengan posisi akhir tahun 2023, PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) tergusur.
Situasi ini sejalan dengan laju harga saham keduanya yang masing-masing mengakumulasi pelemahan 13,27% dan 19,07%. Dus, market cap ASII dan BBNI pun ikut tergerus. Posisi keduanya digantikan oleh PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI).
Baca Juga: Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
Harga saham DSSA dan PANI terbang hingga mencapai level multibagger, melejit setinggi 362,50% dan 226,53% sepanjang tahun 2024. Hasil itu mendongkrak market cap kedua saham tersebut, hingga menempati posisi ke-8 dan ke-9 di jajaran Top 10 market cap.
Kapitalisasi pasar DSSA kini mencapai Rp 285,10 triliun, sementara PANI memiliki market cap Rp 270,14 triliun. Selanjutnya, ada PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) diurutan ke-10 saham dengan market cap terbesar di BEI dengan kapitalisasi pasar Rp 268,46 triliun.
Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah Budiman mengamati rotasi di jajaran top market cap membawa kontribusi yang cukup besar bagi pasar saham. Dengan bobot yang jumbo, pergerakan saham top market cap ikut menentukan arah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Arus dana keluar (capital outflow) dari investor asing menjadi penekan IHSG, sekaligus saham-saham big cap berkategori blue chip. "Adanya outflow dalam beberapa bulan terakhir membuat saham-saham yang tergolong blue chip lebih mendapat tekanan," ujar Fath kepada Kontan.co.id, Senin (30/12).
Baca Juga: IHSG Jeblok 4,65% Pekan Ini, Intip Saham-Saham yang Masih Menguat
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer sepakat, capital outflow turut memegang peranan penting bagi rotasi di barisan Top 10 market cap. Di samping itu, faktor yang menjadi penggerak rotasi adalah dinamika sentimen yang mengiringi masing-masing saham dan sektor emiten tersebut.
Situasi ini yang menekan sejumlah saham blue chip seperti BBRI, BMRI dan TLKM, dengan katalis yang cenderung negatif di tengah capital outflow mengalir deras. "Rotasi (di Top 10 market cap) berdampak besar pada IHSG mengingat bobot saham yang dominan," kata Miftahul.