Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Penurunan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) masih berlanjut. Beban datang karena dugaan penyusutan permintaan di pasar global.
Mengutip Bloomberg, Kamis (11/8) pukul 18.18 WIB harga CPO kontrak pengiriman Oktober 2016 di Malaysia Derivative Exchange menukik 0,64% di level RM 2.484 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.
Penurunan permintaan ini hadir lewat spekulasi daya beli masyarakat yang menurun akibat tingginya nilai tukar Ringgit Malaysia saat ini. “Dengan level RM seperti sekarang maka akan terjadi perlambatan pembelian CPO,” kata Sandeep Bajoria, CEO of Mumbai based broker Sunvin Group seperti dikutip dari Bloomberg. Posisi ringgit Malaysia di hadapan USD di perdagangan hari ini ditutup di level RM 2.500 yang mana itu merupakan level terkuatnya sejak Juni 2013 lalu.
Selain itu, terjadi aksi profit taking oleh pelaku pasar yang berusaha mendulang keuntungan pasca kenaikan harga CPO yang terhitung signifikan beberapa waktu terakhir. Tekanan semakin besar dengan catatan penurunan harga jual minyak kedelai di pasar saat ini. Penurunan harga jual minyak kedelai dan tingginya Ringgit Malaysia membuat pelaku pasar memilih untuk berburu minyak kedelai yang dinilai lebih murah daripada CPO.
Dengan penurunan yang juga terjadi pada harga minyak mentah saat ini, diduga penurunan harga CPO masih bisa berlanjut di akhir pekan nanti. Karena untuk jangka pendek nyaris tidak ada faktor yang bisa jadi suntikan tenaga bagi harga CPO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News