kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.782   14,00   0,09%
  • IDX 7.487   7,98   0,11%
  • KOMPAS100 1.158   3,64   0,32%
  • LQ45 919   5,52   0,60%
  • ISSI 226   -0,86   -0,38%
  • IDX30 474   3,44   0,73%
  • IDXHIDIV20 572   4,20   0,74%
  • IDX80 132   0,66   0,50%
  • IDXV30 140   1,11   0,79%
  • IDXQ30 158   0,84   0,54%

Rights issue, harga saham IBST longsor


Rabu, 21 Mei 2014 / 06:22 WIB
Rights issue, harga saham IBST longsor
ILUSTRASI. Informasi arus mudik Nataru 2022 Kalimantan Timur, Sulawesi & Bali terbaru alami peningkatan. Cek puncak arus mudik.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) telah menuntaskan penawaran umum terbatas (PUT) I dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue, Selasa lalu (19/5). Dalam aksi tersebut, IBST melepas 207,83 juta saham baru.

IBST mengumumkan rencana rights issue pada bulan April lalu. Emiten penyedia menara telekomunikasi ini membanderol harga rights issue di Rp 3.176 per saham.

Padahal, saat itu, secara rata-rata selama tiga bulan, harga IBST berada di Rp 5.350 per saham. Artinya harga saham baru IBST lebih rendah 40,63% dari harga rata-rata IBST selama tiga bulan.

Tak pelak, harga saham emiten ini pun longsor, sejak cum date rights issue di pasar reguler pada 28 April 2014 silam. Kala itu, harga IBST masih di Rp 5.700 per saham, tapi kemudian menurun menuju harga rights issue.

Kalau dihitung sejak 28 April hingga kemarin, harga saham IBST telah anjlok 41,23%. Kemarin, harga IBST bertengger di Rp 3.350 per saham.
Analis MNC Securities, Reza Nugraha mengatakan, rendahnya harga saham baru IBST menjadi penyebab utama penurunan harga di pasar sekunder. "Aksi rights issue selalu akan mempengaruhi harga saham. Kalau harganya terlalu rendah harga saham akan turun," ujar dia.

Namun, kalau harga terlalu tinggi memang ada ketakutan target dana yang ingin diserap tidak bisa terpenuhi.

Menurut Direktur Keuangan IBST, Stefanus Sudyatmiko,  harga rights issue IBST di bawah harga pasar sebagai strategi untuk menarik investor. "Ini supaya dapat diserap oleh pemegang saham," jelas dia kepada KONTAN.

Dari aksi ini, IBST mengincar dana segar Rp 660 miliar. Kata Stefanus, dana hasil rights issue IBST gunakan untuk belanja modal. IBST membutuhkan dana besar untuk membangun menara telekomunikasi baru.

IBST menargetkan bisa membangun 600 menara baru di tahun ini. IBST membutuhkan dana Rp 800 miliar untuk ekspansi itu. Selain menggunakan dana rights issue, IBST akan menggunakan kas internal untuk membiayai belanja modal. Pada kuartal I-2014, kas dan setara kas IBST tercatat Rp 237,87 miliar.

Reza menilai, rencana IBST yang akan menggunakan dana hasil rights issue untuk belanja modal, semestinya ke depan prospek IBST akan bagus. Dia pun memperkirakan, penurunan harga saham IBST hanya akan berlangsung sesaat saja. "Nanti setelah ekspansi memberikan hasil, tidak tertutup kemungkinan harga saham IBST akan naik lagi," yakin Reza.

Apalagi, jika publik menyerap semua rights issue IBST, kepemilikan publik bisa meningkat, yakni dari sebelumnya 16,58% menjadi 23,61%. Sehingga likuiditas saham IBST bisa lebih moncer.

Asal tahu saja, pemegang 50,55% saham IBST, PT Bakti Taruna Sejati dan PT Inovasi Mas Mobilitas tak mengambil HMTED. Dus, pasca rights issue kepemilikan keduanya menyusut menjadi 42,77%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×