Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rata-rata imbal hasil alias return YtD reksadana berbasis environmental, social, and governance (ESG) di tahun 2022 tercatat negatif dibandingkan rata-rata return reksadana non-ESG yang positif.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, rata-rata itu diambil dari 13 manajer investasi (MI) yang sudah memiliki reksadana ESG.
Ketiga belas MI itu adalah Batavia Saham ESG Impact, BNI-AM ETF MSCI ESG Leaders Indonesia, Capital ETF IDX ESG Leaders, Danareksa ETF MSCI Indonesia ESG Screened, dan Danareksa MSCI Indonesia ESG Screened Kelas A.
Lalu, Danareksa MSCI Indonesia ESG Screened Kelas B, Eastspring IDX ESG Leaders Plus Kelas A, Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG Kelas A, dan Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG Kelas B.
Kemudian, Pinnacle Indonesia ESG ETF, Premier ETF FTSE Indonesia ESG, Syailendra ETF MSCI Indonesia ESG Universal Index, dan UOBAM ESG Pasar Uang Indonesia.
Baca Juga: BNP Paribas Fokus Kembangkan Aset Berbasis ESG di Tahun 2023
“Mayoritas MI dari list tersebut adalah reksadana jenis ETF atau index,” kata Arjun kepada Kontan.co.id, Kamis (2/3).
Arjun mengatakan, berdasarkan data 1 Maret 2023, rata-rata return reksadana ESG secara sebesar -0,12% sejak awal tahun. Sedangkan, reksadana non-ESG mencatat tingkat return rata-rata 0,18%.
Menurut Arjun, kinerja reksadana ESG masih akan terpengaruh oleh ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, baik domestik maupun global. Arjun menuturkan, mayoritas reksadana ESG adalah reksadana indeks atau ETF yang berdasarkan kinerja saham.
“Meskipun kinerja reksadana saham tahun 2023 bisa lebih baik dibandingkan dengan tahun 2022, tetapi kinerjanya tak seprospektif reksadana pendapatan tetap,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News