kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Return reksadana diprediksi turun dari tahun lalu


Kamis, 02 Juli 2015 / 19:16 WIB
Return reksadana diprediksi turun dari tahun lalu


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Melempemnya kinerja reksadana sepanjang semester I praktis membuat pilihan investasi menguntungkan semakin terbatas. Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI) memperkirakan return reksadana tidak akan setinggi tahun lalu.

Kendati demikian, Anggota Kompartemen Sosialisasi dan Edukasi Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI) Rudiyanto memperkirakan rata-rata reksadana saham masih positif setidaknya bisa diatas 5% tahun ini. Asumsi tersebut mempertimbangkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di level 5500 akhir tahun ini atau naik 5,24% dari 5.226 di akhir tahun lalu.

"Biasanya return reksadana saham dengan IHSG tidak jauh," ujar Rudiyanto, Jakarta, Kamis (2/7).

Return tersebut bisa lebih tinggi tergantung strategi portfolio manajer investasi. Menurut Rudiyanto, beberapa manajer investasi mematok target return reksadana saham sebesar IHSG plus 5%.

Sepanjang 2014 lalu, rata-rata return reksadana saham mencapai 27,86%. Namun, sepanjang semester I 2015 rata-rata return reksadana saham tercatan minus 9,55%.

Reksadana pendapatan tetap diprediksi justru lebih baik seiring dengan laju inflasi di level 4% plus minus 1% di akhir tahun. Nilai tersebut membaik dibandingkan periode year on year Juni 2015 yang di level 7,26%.

"Inflasi tinggi akibat dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) di akhir tahun lalu. Pada Oktober November inflasi akan membaik karena sudah tidak ada dampak kenaikkan BBM," ujar Rudiyanto.

Selain itu, krisis utang Yunani juga diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap pasar domesik Indonesia.

Pasar obligasi akan terhambat apabila suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat, the Fed mengalami kenaikan. "Tetapi kenaikan harga obligasi hingga akhir tahun lebih pasti apabila dibandingkan dengan saham," kata dia.

Rudiyanto memprediksi rata-rata return reksadana saham dalam jangka panjang bisa berkisar 17%-20% per tahun. Reksadana campuran bisa berkisar 11%-16% per tahun, reksadana pendapatan tetap sekitar 7%-10% per tahun dan reksadana pasar uang sekitar 5%-6% per tahun.

Ambil reksadana pasar uang

Direkur Utama Bahana TCW Investment Management Edward Lubis memprediksi reksadana saham bisa membagikan return 10% tahun ini. "Dengan percepatan alokasi budget pemerintah ke infrastruktur akan menopang pertumbuhan ekonomi sehingga pasar saham akan membaik. Namun, apabila proyek infrasruktur mundur, maka akan sulit," tutur dia.

Menurut dia, reksadana pasar uang bisa menjadi pilihan investor di semester II. Reksadana ini tepat untuk investasi jangka pendek dengan risiko investasi rendah.

"Kalau ingin mengambil investasi enam bulan, maka bisa masuk ke reksadana pasar uang," ujar dia.

Sedangkan Rudiyanto mengatakan investasi bisa dilakukan sesuai fokus dan tujuan investasi. Untuk investasi di bawah sau tahun, investor bisa mengambil reksadana pasar uang.

Adapun untuk tujuan investasi satu hingga tiga tahun, investor bisa masuk ke reksadana pendapatan tetap. Lalu, untuk investasi tiga hingga lima tahun, investor bisa masih ke reksadana campuran. Serta untuk investasi di atas lima tahun bisa masuk ke reksadana saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×