Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana saham kurang moncer tahun ini. Meski tertekan, prospek reksadana saham tetap menarik didorong potensi pertumbuhan kinerja emiten sering pertumbuhan ekonomi yang positif.
Berdasarkan data Infovesta, kinerja reksadana saham tertekan sepanjang tahun ini. Tercatat di bulan Mei 2024 imbal hasilnya -4,02% (MoM), sehingga mengakumulasi kinerja -8,26% sejak awal tahun (Ytd).
Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, lesunya kinerja reksadana saham akibat adanya volatilitas pasar. "Pasar saham mengalami fluktuasi yang tinggi, terutama karena kenaikan inflasi global yang memicu bank sentral untuk menaikkan suku bunga," ujarnya kepada Kontan.co.id, pekan lalu.
Lalu, keluarnya modal asing lantaran pelemahan nilai tukar rupiah dan kecenderungan suku bunga yang lebih tinggi di masa depan. Kemudian, saham-saham non-blue chip mulai mengungguli kinerja pada tahun 2023, seperti AMMN dan BREN, meskipun likuiditasnya rendah.
Baca Juga: Meneropong Prospek Industri Reksadana di Sisa Tahun 2024
Namun begitu, Reza menilai, tahun ini memiliki potensi yang positif untuk investasi reksadana saham. Ini didukung potensi pertumbuhan ekonomi yang positif.
"Reksadana dengan portofolio di saham-saham sektor perbankan, konsumer siklikal dan non-siklikal, serta properti dapat menjadi pilihan karena kinerja saham-saham ini berpotensi meningkat," katanya.
Guna memaksimalkan return, HPAM mengupayakan melalui alokasi portofolio sesuai dengan kondisi pasar dan memilih perusahaan dengan kinerja positif dan valuasi menarik. "Sektor defensif, komoditas, dan blue chip menjadi pilihan," imbuh Reza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News