Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) masih berusaha untuk merestrukturisasi utang hingga hari ini. Hal itu dilakukan agar WSKT dapat menyelesaikan proyek strategis existing.
Bengkaknya utang WSKT membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara atau suspensi perdagangan efek Waskita baik itu saham, obligasi, dan sukuk sejak 16 Februari 2023 hingga pengumuman selanjutnya.
Dalam waktu dekat, WSKT memiliki utang dalam bentuk obligasi yang akan jatuh tempo pada 16 Juni 2023, yaitu Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap III Tahun 2018 Seri A. Obligasi ini memiliki nominal Rp 2,27 triliun dengan tingkat bunga 8,25% per tahun.
Kepala Riset Surya Fajar Sekuritas Raphon Prima melihat, WSKT bisa saja membayar utang obligasi tersebut tepat waktu. Namun, keuangan emiten BUMN sepertinya tidak akan menutup utang-utang lainnya.
Baca Juga: Kepemilikan Terdilusi, Waskita Karya (WSKT) Masih Jadi Pengendali WSBP
Raphon mengatakan, posisi cash WSKT pada kuartal I 2023 sebesar Rp 7,5 triliun, turun dari Rp 8,94 triliun di kuartal pertama tahun lalu. Secara cash flow pun, kas dari operasional WSKT tercatat negatif Rp 467,62 miliar.
“Sebenarnya masih ada ruang untuk melunasi utang Rp 2,5 triliun. Namun, problem utama WSKT adalah rencana ke depannya, karena utang WSKT tercatat lebih dari Rp 60 triliun,” ujar dia kepada Kontan, Senin (5/6).
Menurut Raphon, WSKT bisa sukses melakukan restrukturisasi utang dengan lewat merger dengan BUMN Karya lain. Langkah tersebut sudah beberapa kali disampaikan oleh Kementerian BUMN. Selan itu, WSKT bisa menjual (divestasi) aset-aset strategis, seperti konsensi jalan tol, juga bisa berdampak positif terhadap kinerja WSKT.
“Dengan cara itu, WSKT memiliki ruang lebih untuk setidaknya berupaya melaksanakan kontrak-kontrak baru yang diraihnya di tahun ini,” paparnya.
Baca Juga: WSBP Ajukan Private Placement Konversi Utang Jadi Saham, Begini Kata Analis
Raphon melihat, prospek dibukanya kembali saham WSKT juga masih akan dipengaruhi kemampuannya melunasi kewajiban pokok dan bunga. “Selama belum ada indikasi hal-hal tersebut, sulit untuk suspensi saham WSKT dibuka,” tutur dia.
Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta melihat, WSKT saat ini tengah serius menempuh beberapa cara untuk melakukan restrukturisasi utang. Pertama, upaya private placement anak perusahaan WSKT, salah satunya PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).
Meskipun sahamnya kepemilikan saham WSKT di WSBP akan terdilusi dari 60% menjadi 26%, tetapi langkah ini penting sebagai bagian dari upaya restrukturisasi utang sang perusahaan induk.
“Private placement itu dapat meningkatkan likuiditas WSBP dan membantu restrukturisasi utang WSKT, sehingga cash flow WSKT bisa lebih sehat,” ujar Nafan kepada Kontan.co.id, Senin (5/6).
Baca Juga: Kementerian BUMN Bakal Inbreng Waskita Karya (WSKT) ke Hutama Karya
Kedua, WSKT harus bisa menunjukkan komitmen dalam memperbaiki kinerja perusahaan. Hal itu dilakukan agar WSKT dapat meningkatkan profitabilitas di tahun 2023.
“WSKT harus menunjukkan kinerja dengan berkomitmen menyelesaikan kontrak existing dan baru sesuai dengan tenggat waktu,” paparnya.
Ketiga, melakukan divestasi tol yang dimiliki. Penjualan aset ini bertujuan untuk menyehatkan cash flow WSKT, meskipun lebih bagus lagi jika ada investor yang ingin berinvestasi di tol-tol milik WSKT.
Jika restrukturisasi utang WSKT sudah selesai, pemerintah tentu akan terdorong untuk menyuntikkan dana penyertaan modal negara (PMN) ke WSKT.
Baca Juga: Selesaikan Proyek Waskita, Hutama Karya Diusulkan Dapat PMN Tambahan Rp 12,5 Triliun
Terkait obligasi WSKT yang akan jatuh tempo pada bulan Juni mendatang, Nafan melihat, WSKT kemungkinan akan melakukan renegosiasi terkait cara pembayaran menjelang tenggat waktu.
“WSKT bisa melunasi utang obligasi itu, tetapi juga bisa meminta untuk diringankan jika ternyata belum sanggup bayar karena saat ini masih dalam tahap menempuh likuiditas. Namun, renegosisasi harus benar-benar bisa menjaga kepercayaan para investor,” tutur dia.
Menurut Nafan, restrukturisasi utang juga dilihat akan membuat suspensi saham WSKT di Bursa Efek Indonesia (BEI) dicabut.
“Meningkatkan perolehan kontrak dan menyelesaikan kontrak berupa infrastruktur strategis nasional dapat membuat WSKT profitable, sehingga suspensi saham WSKT cepat dicabut,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News