Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menunda pembayaran obligasi dinilai bakal memberi dampak pada kinerja perusahaan untuk tahun ini.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti mengungkapkan, kebijakan perusahaan ini bakal memberikan dampak positif dan negatif pada kinerja perusahaan.
Menurutnya, sisi likuiditas perusahaan akan terjaga untuk jangka pendek. Akan tetapi, langkah ini dinilai bakal berdampak pada kredibilitas investor ke depannya.
Desy menjelaskan, langkah WSKT untuk menunda pembayaran obligasi ini perlu dicermati lebih jauh. "Apa kekurangan likuiditas untuk membayar atau dari sisi kemauan untuk memutuskan menunda pembayaran," kata Desy kepada Kontan, Senin (20/2).
Baca Juga: BEI Pertimbangkan Cabut Suspensi Seluruh Efek Waskita Karya (WSKT)
Desy menjelaskan, jika dilihat dari likuiditas perusahaan maka penundaan pembayaran dikarenakan kondisi perusahaan.
Desy menambahkan, ke depannya para investor bakal mempertimbangkan situasi saat ini jika WSKT memutuskan untuk menerbitkan surat utang lagi.
"Berarti ada track record gagal bayar seperti itu, default. Jadi ini akan berpengaruh ke depannya," imbuh Desy.
Di sisi lain, WSKT pun kini masih merampungkan proyek transmisi listrik 500 kV di Sumatra.
Proyek ini menjadi salah satu infrastruktur pendukung bagi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk menyerap listrik yang akan dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8 milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Proyek pembangkit ini telah tuntas namun penjualan listrik belum dapat dilakukan sebab masih harus menanti proyek transmisi tersebut rampung.
Baca Juga: Waskita (WSKT) Menunda Bayar Kewajiban Obligasi, Begini Kata Stafsus BUMN
Desy mengungkapkan, kondisi ini bakal turut memberi dampak untuk WSKT. "Tentunya ini akan berpengaruh dari sisi kinerja likuiditas WSKT untuk segmen listrik sendiri," terang Desy.
Desy mengungkapkan, dengan berbagai situasi yang terjadi ini maka akan menimbulkan respons pasar dimana penurunan harga saham berpotensi terjadi.
"Sehingga rekomendasi WSKT kita di sell targetnya di Rp 334 sampai Rp 374 per saham," jelas Desy.
Desy melanjutkan, untuk jangka pendek, kinerja WSKT diproyeksikan akan mengalami koreksi. Meski demikian, hingga tutup tahun diprediksi masih akan ada peluang untuk kinerja berbalik.
Baca Juga: Tunda Bayar Bunga Obligasi, Peringkat Utang Waskita Karya (WSKT) Dipangkas ke CCC
"Mempertimbangkan penurunan harganya bisa dimanfaatkan sebagai momentum untuk serok bawah dengan ekspektasi proyek-proyek konstruksi pemerintah masih akan digarap ke depannya," pungkas Desy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News