Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Era Digital Media Tbk (AWAN) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejak melantai hingga pukul 10.10 WIB, harga sahamnya melesat pada batas auto reject atas (ARA) atau naik 35% ke level Rp 135.
Sebelumnya, dalam penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO), AWAN melepas 75 juta saham dengan harga yang dipatok sebesar Rp 100 – Rp 110 lembar saham. Dari hasil bookbuilding, terbentuk harga penawaran umum final sebesar Rp 100 per saham sehingga dana IPO yang akan diperoleh sebesar Rp 75 miliar.
Adapun penggalangan dana IPO tersebut akan digunakan untuk investasi pada entitas anak PT Era Awan Digital (Eranyacloud) sebanyak 80%. Sisanya untuk menambah modal kerja EDM sebanyak 20% dari total dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya terkait IPO.
Direktur AWAN Shaane Harjani mengatakan IPO perseroan merupakan babak baru dalam sejarah perjalanan EDM dan Eranyacloud.
"Dengan resmi melantai di BEI, kami semakin dekat menuju visi kami yaitu Menjadi perusahaan teknologi yang terus berinovasi dalam mengembangkan produk maupun jasa dengan pelayanan terbaik di Indonesia," ujarnya di BEI, Selasa (18/4).
Baca Juga: Incar Dana Rp 75 Miliar, Era Digital Media (AWAN) Tetapkan Harga IPO di Rp 100
Shaane menjelaskan, dari 80% dana IPO yang disalurkan kepada Eranyacloud, sebanyak 70% akan digunakan untuk pembelian 189 server yang akan dipergunakan untuk penambahan kapasitas server.
Selain itu juga akan digunakan sebagai pengembangan beberapa produk baru yang rencananya akan launching di tahun 2023, antara lain Eranyacloud Dashboard, Simple Storage Service (S3 Storage), Content Delivery Network (CDN) dan GPU Server (Graphics Processing Unit).
Sedangkan sisanya akan digunakan untuk modal kerja Eranyacloud meliputi gaji & kesejahteraan karyawan, sewa kantor, harga pokok penjualan (HPP), kegiatan pemasaran, sertifikasi perusahaan dan pengembangan karyawan untuk mendukung Pemasaran, Pengembangan Produk dan operasional Eranyacloud.
Hingga akhir periode penawaran umum, AWAN mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 114,8 kali pada pemesanan penjatahan terpusat atau pooling allotment.
Head of Equity Samuel Sekuritas Joseph Soegandhi mengatakan, fenomena ini mencerminkan kepercayaan yang luar biasa oleh masyarakat Indonesia atas prospek kinerja fundamental AWAN di masa yang akan datang.
“Mengingat industri Cloud Computing Indonesia yang masih didominasi oleh pemain besar dunia sepeti Amazon Web Service, Google Cloud, Alibaba Cloud, dan Microsoft Azure, kehadiran AWAN akan menjadi alternatif yang segar bagi masyarakat Indonesia untuk mendukung perusahaan Cloud Computing Service milik tanah air,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News