Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS ditutup di zona negatif. Kondisi itu mengakibatkan indeks acuan Negeri Paman Sam ikut tertekan. Mengutip data yang dihimpun Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,6% menjadi 1..681,55. Meski demikian, sepanjang kuartal dua, bursa AS naik 4,7%.
Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,8% menjadi 15.129,67. Pada transaksi perdagangan semalam, ada 6,3 miliar saham yang berpindah tangan. Angka tersebut 8,7% di atas transaksi rata-rata tiga bulanan.
Sementara itu, sepuluh sektor yang terhimpun pada indeks S&P 500 memberikan sinyal merah. Sejumlah saham yang turut mempengaruhi bursa AS di antaranya: Procter & Gamble Co dan Coca Cola Co yang melorot lebih dari 1,5%. Selain itu, ada pula saham Devon Energy Corp dan Tesoro Corp yang turun setidaknya 1,6%. Penurunan juga terjadi pada saham JC Penney Co sebesar 2,7%.
Salah satu faktor yang menyebabkan investor khawatir adalah kebuntuan pembahasan mengenai anggaran federal AS. Hal ini berpotensi memicu terjadinya penutupan sementara pemerintah federal AS.
"Keberadaan kita sangat tergantung dengan apa yang berkembang di Washington. Upaya untuk mencegah penutupan pemerintahan federal benar-benar tidak diarapkan. Namun, adanya sejumlah kesepakatan akan lebih baik daripada tidak sama sekali," jelas Michael James, managing director of equity trading Wedbush Securities Inc.
Sekadar tambahan informasi, Senin (30/9) jam 2 siang waktu setempat atau Selasa (1/10) jam 2 dinihari WIB, anggota partai Republik Senat AS akan mengambil satu keputusan penting soal anggaran Pemerintahan Obama.
Anggota Senat AS dari partai Republik akan memutuskan, apakah menyetujui atau menolak meningkatkan pagu anggaran pemerintahan Obama yang kini dilanda krisis.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat Jack Lew memohon tindakan cepat kepada Kongres untuk menyetujui menaikkan batas pinjaman negara sebesar US$ 16,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News