kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Reksadana Saham Lesu Sepanjang April 2024, Begini Prospeknya


Senin, 06 Mei 2024 / 05:25 WIB
Reksadana Saham Lesu Sepanjang April 2024, Begini Prospeknya
ILUSTRASI. Kinerja reksadana saham tertekan sepanjang April 2024, meski begitu, analis menilai kinerjanya masih mampu bangkit.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana saham tertekan sepanjang April 2024. Meski begitu, analis menilai kinerjanya masih mampu bangkit.

Berdasarkan data Infovesta, reksadana saham mencatatkan return negatif sebesar 5,02% pada April 2024. Secara kumulatif, sejak awal tahun (Ytd) return reksadana saham negatif 4,41%.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, salah satu penekan kinerjanya dari arus keluar dana asing pada akhir bulan Maret.

Baca Juga: Saham WIKA Kena Suspensi, Begini Prospek Kinerja ke Depannya

Hal tersebut memberikan tekanan terhadap rupiah dan menyebabkan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Selain itu, sengketa hasil pemilu juga turut menekan IHSG. "Terdapat gugatan ke Mahkamah Konstitusi yang menggugat hasil Pilpres 2024," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/5).

Secara Ytd, kinerja reksadana saham juga tercatat paling rendah dengan penurunan 4,41%. Reza melihat, hal itu disebabkan oleh kinerja sektor transportasi, teknologi, dan properti yang masih tertekan, sehingga memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja pasar saham secara keseluruhan.

"Meskipun IHSG secara YTD masih naik 0,56%, penurunan di sektor-sektor berbobot besar dapat memberikan dampak yang lebih signifikan pada reksadana saham," sambungnya.

Baca Juga: Kinerja Reksadana Saham Masih Lesu, Intip Prospek ke Depan

Direktur Infovesta Utama Parto Kawito menambahkan, faktor perang Israel Iran dan inflasi di Amerika Serikat (AS) yang masih bertahan tinggi juga menjadi faktor pemberat. Sebab mengakibatkan pemangkasan suku bunga belum akan dilakukan dalam waktu dekat.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×