Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat 3,27% secara bulanan turut membawa hal positif bagi industri reksadana khususnya reksadana saham yang didorong oleh naiknya harga komoditas energi.
Berdasarkan data dari Infovesta Utama, kinerja reksadana saham yang terlihat dari Infovesta 90 Equity Fund Index mencatat kenaikan tertinggi 3,61% sejak awal tahun dan 2,18% sepanjang Agustus. Sedangkan Infovesta 90 Balanced Fund Index yang mengukur kinerja reksadana campuran naik 2,88% sejak awal tahun dan 1,22% sepanjang Agustus.
Selanjutnya, kinerja reksadana pendapatan tetap yang tercermin dari Infovesta 90 Fixed Income Fund Index hanya catatkan pertumbuhan 0,50% sejak awal tahun dan naik 0,57% sepanjang Agustus. Lalu reksadana pasar uang yang kinerjanya tercermin dari Infovesta 90 Money Market Fund Index yang naik 1,74% sejak awal tahun dan tumbuh 0,20% sepanjang Agustus.
Baca Juga: Laba Menggunung, Saham Konglomerasi Mana yang Menarik Dilirik?
Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division, PT Henan Putihrai (HP) Asset Management Reza Fahmi Riawan mengatakan kinerja aset investasi IHSG dan reksadana saham menjadi kinerja yang paling baik sepanjang Agustus meski pasar keuangan global mendapatkan banyak sentimen negatif.
"Hal ini ditopang oleh sektor komoditi salah satunya minyak kita yang mengerek kinerja IHSG," ujar Reza kepeda Kontan.co.id, Jumat (2/9).
Reza mengatakan IHSG mencapai all time high di angka 7.300 dan jika terjadi koreksi itu sangat wajar karena IHSG sudah rally. Tapi koreksi yang terjadi hanya bersifat sementara karena masih banyak sentimen positif di Indonesia yang bisa menunjang kinerja IHSG lebih baik.
Baca Juga: Kenaikan Harga BBM Memperberat Gerak IHSG pada Senin (5/9)
Menurut Reza, investor reksadana bisa memanfaatkan momentum koreksi ini untuk masuk dana secara bertahap sehingga bisa memaksimalkan return di saat pasar sudah rebound.
"Lebih baik mencermati saham-saham yang diuntungkan dengan adanya kenaikan harga BBM, seperti AKRA dan PGAS, juga beberapa saham big caps lainnya untuk time frame yang panjang," ujar dia.
Tapi, ada beberapa sektor saham yang juga patut dicermati seperti komoditas dan bank yang kemungkinan akan bertahan bahkan naik, dengan porsi terukur 20%-30% portfolio.
Reza menambahkan, mengingat inflasi akan meningkat dan besar kemungkinan BI akan mengerek suku bunga ada baiknya sebagian besar dana ditaruh di pasar uang dulu. Reza menyarankan untuk membagi portofolio di pasar uang 50%, saham 20%, dan lain-lain 30% pada kondisi tak tentu seperti saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News