Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI) diharapkan mendukung geliat investasi reksadana saham. Pelonggaran moneter dapat mendorong ekonomi dan emiten berkinerja lebih baik.
Berdasarkan data Infovesta Utama, sepanjang tahun 2024 indeks reksadana saham terkoreksi paling tajam mencapai -8,87%. Reksadana saham mencatatkan kinerja terburuk daripada reksadana campuran -1,05%, sedangkan reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang catatkan pertumbuhan return masing-masing 3,30% dan 4,63%.
Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi Riawan, mengatakan bahwa reksadana saham mungkin paling diuntungkan dengan adanya kondisi pemangkasan bunga acuan.
Baca Juga: Suku Bunga BI Rate Dipangkas, Reksadana Jenis Apa yang Bakal Untung?
Reksadana saham berpotensi catatkan imbal hasil lebih positif mengikuti penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke depan. Dengan penurunan suku bunga Bank Indonesia menjadi 5,75%, pasar saham berpotensi mengalami penguatan.
Reksadana saham yang memuat saham-saham dengan fundamental kuat dan prospek pertumbuhan yang baik bisa menjadi pilihan. Sektor-sektor seperti perbankan, properti, konsumsi, dan energi sering kali diuntungkan dalam kondisi suku bunga rendah.
‘’Penurunan suku bunga biasanya mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya tarik investasi di pasar saham,’’ ujar Reza saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (17/1).
Di samping itu, reksadana pendapatan tetap juga bisa menjadi pilihan yang aman. Hal itu karena penurunan suku bunga dapat meningkatkan harga obligasi yang menjadi underlying asset dari reksadana pendapatan tetap.
Baca Juga: KInerja Reksadana Saham Tergantung Pemangkasan Suku Bunga
Reza menjelaskan, penurunan suku bunga dapat meningkatkan harga surat utang, sehingga reksadana pendapatan tetap yang memuat obligasi pemerintah atau korporasi dengan rating tinggi bisa menjadi pilihan yang baik. Namun perlu diperhatikan tantangan geopolitik dan proyeksi penurunan suku bunga yang melambat.
Sementara itu, meskipun suku bunga global masih diselimuti ketidakpastian, reksadana pasar uang tetap bisa menjadi pilihan yang stabil karena likuiditasnya yang tinggi dan risikonya yang relatif rendah.
Reza menuturkan, Henan Asset akan terus menerapkan strategi pengelolaan yang berfokus pada momentum pasar dan long bias, khususnya untuk reksadana saham yang berinvestasi pada emiten dengan potensi aksi korporasi (corporate action).
HPAM juga akan memastikan portofolio reksadana pendapatan tetap dan pasar uang tetap terdiversifikasi secara optimal dengan penempatan pada obligasi pemerintah dan korporasi berperingkat tinggi untuk mengurangi risiko.
‘’Dengan pendekatan ini, kami optimis kinerja produk HPAM tetap kompetitif di tahun 2025, selaras dengan kebutuhan nasabah yang beragam,’’ pungkas Reza.
Selanjutnya: Wamenperin Sebut Sat Nusapersada Bukti Indonesia Mampu Produksi Ponsel
Menarik Dibaca: OYO Catat Jakarta Jadi Destinasi Liburan Terpopuler Selama Perayaan Tahun Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News