Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang kuartal I-2020, kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap ikut menurun di tengah pasar modal yang sedang anjlok. Meski begitu, analis memproyeksikan reksadana pendapatan tetap masih menarik untuk dimiliki bila ingin mendapatkan imbal hasil di atas deposito.
Berdasarkan data Infovesta Utama, kinerja reksadana pendapatan tetap yang tercermin dari Infovesta 90 Fixed Income Fund Index turun 1,76% sepanjang kuartal I-2020.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyarankan meski saat ini kinerja reksadana pendapatan tetap menurun, di akhir tahun Wawan memproyeksikan kinerja reksadana yang berbasis obligasi ini bisa tumbuh 7%-8%.
Baca Juga: Hanya reksadana pendapatan tetap yang turun dalam sepekan lalu
Salah satu sentimen positif bagi reksadana pendapatan tetap adalah tren penurunan suku bunga. Wawan memproyeksikan suku bunga Bank Indonesia berpotensi turun kembali ke 4%.
Infovesta juga mencatat di tengah pasar obligasi yang turut terkoreksi, beberapa reksadana pendapatan tetap berhasil mencatatkan kinerja unggul. Salah satunya, reksadana Mandiri Investasi Obligasi Nasional. Reksadana milik Mandiri Manajemen Investasi (MMI) ini tumbuh 6,39% sepanjang kuartal I-2020 dan menempati posisi tertinggi kedua.
Baca Juga: Senin 6 April 2020 Sebanyak 46 Manajer Investasi Dipanggil Kejagung Terkait Jiwasraya
Direktur MMI Endang Astharanti mengatakan kinerja reksadana Mandiri Investasi Obligasi Nasional bisa unggul karena tertolong aset obligasi pemerintah berdenominasi dolar AS dengan rata-rata durasi portofolio 6 tahun.
"Dengan eksposure pada obligasi denominasi dolar AS kami dapat memitigasi downside risk pada saat bearish market, sehingga dapat dikatakan reksadana ini memiliki natural hedging mechanism," kata Endang.
Lebih lanjut, Endang menjelaskan meski harga obligasi cenderung menurun, obligasi denominasi dolar AS bisa mengangkat kinerja dari kenaikan nilai tukar. Secara year to date hingga Kamis (2/4), rupiah melemah 18,96% terhadap dolar AS.
"Reksadana ini denominasinya rupiah jadi mendapatkan forex gain karena langsung dikonversi dari dolar AS ke rupiah," kata Endang.
Ke depan Endang melihat baik kelas aset saham dan obligasi berpotensi terkoreksi karena volatilitas akibat krisis pandemi korona. Namun, saat pasar keuangan melemah, investor akan cenderung memilih pasar obligasi yang lebih defensif terlebih dahulu dibanding aset saham.
Baca Juga: Mandiri Investasi kantongi Rp 1,4 triliun dari reksadana terproteksi hingga Maret
Reksadana Manulife Obligasi Unggulan Kelas A juga berhasil mencatatkan kinerja unggul dengan tumbuh 3,01% di kuartal I-2020. Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Ezra Nazula mengatakan kinerja reksadana bisa unggul karena menerapkan strategi pengelolaan aktif durasi.
Untuk isi portofolio, Ezra fokus mengalokasikan aset sebesar maksimal 60% di obligasi korporasi. Sementara, sisa aset di alokasikan pada surat utang pemerintah.
Jika pasar sedang cenderung melemah, Ezra akan mengurangi durasi dan memegang obligasi jangka pendek dan berlaku sebaliknya.
Baca Juga: IHSG menguat dalam tiga hari berturut-turut ke 4.811 hingga Senin (6/4)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News