kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Reksadana Pasar Uang masih bisa saingi deposito


Kamis, 07 Desember 2017 / 22:09 WIB
Reksadana Pasar Uang masih bisa saingi deposito


Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rata-rata imbal hasil reksadana pasar uang yang tercermin dari Infovesta Money Market Fund Index hanya mencapai 4,12% hingga November 2017. Meski begitu, reksadana ini dinilai masih bisa bersaing dengan deposito.

Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama berpendapat, imbal hasil reksadana pasar uang belum tentu kalah oleh deposito. Sebab, pada dasarnya bunga deposito yang diperoleh setiap orang masih harus dipotong pajak penghasilan sebesar 20%. “Setelah dikenakan pajak, bisa saja bunga deposito yang diterima di bawah 5%,” katanya, Kamis (7/12).

Sebaliknya, imbal hasil reksadana pasar uang yang beredar di masyarakat sudah bersih dari pajak.

Ia pun menyebut bahwa kinerja suatu produk reksadana pasar uang sudah bisa disebut baik apabila mampu mencetak return minimal 4% selama tahun berjalan.

Mengutip data Infovesta Utama, per November lalu terdapat 61 dari 86 produk reksadana pasar uang yang mampu meraih imbal hasil di atas 4% secara year to date.

Statistik tersebut menunjukkan bahwa tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia yang diikuti penurunan bunga deposito di berbagai bank sebenarnya bisa menguntungkan industri reksadana pasar uang. Menurut Wawan, karena acuannya sendiri tergolong rendah, maka reksadana pasar uang bisa menjadi pilihan alternatif dalam berinvestasi.

Lagi pula, imbal hasil yang diperoleh oleh setiap produk reksadana pasar uang tidak terikat dengan waktu. Hal ini berbeda dengan deposito yang memiliki tingkat bunga berbeda-beda dalam jangka waktu tertentu.

Meski begitu, manajer investasi tetap dituntut melakukan variasi dalam pengelolaan produk reksadana pasar uangnya. Tujuannya supaya likuiditas produk tersebut tetap terjaga.

Wawan pun menyebut, pergerakan tingkat suku bunga acuan BI dan suku bunga deposito masih akan berpengaruh besar terhadap kinerja reksadana pasar uang dalam beberapa waktu ke depan.

Karenanya, isu kenaikan tingkat suku bunga acuan The Federal Reserve perlu dicermati oleh setiap pengelola reksadana pasar uang. Jika benar terjadi, bisa saja negara lain akan menyesuaikan tingkat suku bunga acuannya dengan kondisi di Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×