kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

November, Reksadana Pendapatan Tetap paling unggul


Rabu, 06 Desember 2017 / 20:37 WIB
November, Reksadana Pendapatan Tetap paling unggul


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang November 2017, indeks reksadana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta Fixed Income Fund Index berhasil unggul dengan menorehkan kinerja 1,55% month-on-month. Sementara sejak akhir tahun lalu sampai saat ini atau year-to-date, indeks reksadana pendapatan tetap menorehkan kinerja 9,62%.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kinerja indeks reksadana pendapatan tetap bisa unggul karena didukung bertambahnya kepemilikan asing di Surat Utang Negara (SUN). Wawan mencatat di awal November 2017 jumlah kepemilikan asing di SUN masih disekitar Rp 800 triliun. Namun, per 22 November kepemilikan asing di SUN naik menjadi Rp 823 triliun.

"Ada pembelian secara masif di pasar surat utang, ini yang menyebabkan harga SUN naik dan reksadana pendapatan tetap yang basisnya SUN naik signifikan," kata Wawan, Rabu (6/12).

Bahkan, kinerja indeks reksadana pendapatan tetap mengalahkan kinerja gabungan indeks obligasi pemerintah, yaitu Infovesta Government Bond Index (IGBI) yang hanya 1,48%. "Jadi kalau reksadana pendapatan tetap bisa lebih tinggi dari IGBI berarti manajer investasi mayoritas memilih portofolio berupa SUN dengan tenor diatas 10 tahun atau tenor panjang," kata Wawan. Kinerja reksadana pendapatan tetap makin menjulang tentu karena obligasi tenor panjang memiliki pertumbuhan kinerja yang paling tinggi.

Perolehan kinerja reksadana pendapatan tetap yang optimal juga didukung suku bunga dalam negeri yang Wawan proyeksikan tidak akan naik meski The FED menaikkan suku bunga. "Statement BI kemarin kalau The FED hanya naikkan 25 basis point, suku bunga kita tidak naik," kata Wawan.

Dengan perkiraaan tidak naiknya suku bunga dalam negeri, hal tersebut menjadi sentimen positif bagi reksadana pendapatan tetap.

Selama suku bunga tidak naik, Wawan mengaku optimis dengan kinerja reksadana pendapatan tetap. "Katalis positifnya suku bunga kita bertahan di level rendah dan inflasi kita sesuai dengan target pemerintah," kata Wawan. Jika benar inflasi bisa hanya di level 3,5%, Wawan memprediksikan suku bunga dalam negri berpotensi kembali turun di tahun depan.

Namun, imbal hasil reksadana pendapatan tetap di 2018 tidak akan setinggi setinggi perolehan imbal hasil di 2017. Sumber imbal hasil reksadana pendapatan tetap berasal dari yield atau kupon dan kenaikan harga obligasi. Tahun ini kinerja reksadana pendapatan tetap tersokong dari kenaikan harga surat utang. Sementara, 2018 potensi kenaikan SUN sudah terbatas.

Oleh karena itu, kini yang diharapkan pasar adalah mendapat keuntungan dari kupon atau yield. "Manajer investasi bisa lakukan trading untuk mengoptimalkan kinerja, jika MI cukup piawai mengelola reksadana, kinerja bisa mencapai 7%, tetapi jika hanya hold surat utang kinerja sekitar 6% di tahun depan," kata Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×