Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Keuntungan deposito semakin tipis seiring penerapan batas atas (capping) suku bunga deposito perbankan serta pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) ke level 6,75%. Lantas, bagaimana nasib reksadana pasar uang.
Data Infovesta Utama menunjukkan rata-rata kinerja reksadana pasar uang secara year to date (YTD) 18 Maret 2016 tercatat hanya berkisar 1,45%. Jawara produk ini yakni DPLK BRI Saham membagikan return 6,55%. Sedangkan di posisi kedua merupakan reksadana DPLK BRI Fix sebesar 2,13%.
Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo memperkirakan produk ini akan berkinerja sekitar 6%-6,5% di akhir tahun. "Penurunan kinerja disebabkan oleh reksadana pasar uang merupakan produk berbasis deposito," ujar Beben.
Seperti diketahui, otoritas jasa keuangan (OJK) merevisi capping bunga deposito menjadi batas atas 75 basis poin (bps) di atas BI rate untuk bank BUKU 4 dan batas atas 100 bps di atas BI rate untuk bank BUKU 3. Nah, arahan ini berlaku untuk sejak awal Maret 2016.
Menghadapi kondisi tersebut, manajer investasi mengubah strategi investasi ada reksadana pasar uang. Direktur Bahana TCW Investment Soni Wibowo mengaku bakal memperkecil porsi deposito menjadi 30%-40% dari posisi saat ini yang berkisar 100%.
"Kebiijakan investasi akan kami pertimbangkan sesuai alternatif instrumen yang tersedia di pasar," tutur Soni, Jakarta, Senin (21/3). Soni memperkirakan return reksadana pasar uang tahun ini bisa berkisar 6,5%.
5 rekasadana pasar uang terbaik YTD 18 Maret 2016 data Infovesta Utama:
1. DPLK BRI Saham 6,55%
2. DPLK BRI Fix 2,13%
3. Nikko Indonesia Money Market Fund 2,07%
4. DPLK BRI Pasar Uang 1,96%
5. Nikko Kas Management 1,96%
5 reksadana pasar uang kinerja terburuk:
1. Syailendra Money Market Fund -0,01%
2. RHB Money Market Fund 5 0,00%
3. Premier Likuid 0,00%
4. Pratama Dana Lancar 0,00%
5. BNI AM Dana Pasar Uang Syariah Amerta 0,31%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News