kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,53   -6,82   -0.73%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana ETF dinilai lebih liquid dibandingkan dengan konvensional


Kamis, 25 Maret 2021 / 21:27 WIB
Reksadana ETF dinilai lebih liquid dibandingkan dengan konvensional
ILUSTRASI. Pencatatan perdana Reksadana Indeks Premier ETF FTSE Indonesia ESG (XIFE) PT Indo Premier Investment Management (IPIM) di Bursa Efek Indonesia.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Premier Investment Management (IPIM) mengeluarkan sebuah produk reksadana Exchange Traded Fund (ETF) yang baru di Indonesia. Reksadana ETF ini adalah reksadana ETF indeks FTSE Indonesia ESG dengan kode perdagangan XIFE.

Reksadana ETF ini menurut Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana memberikan pilihan kepada investor apabila ingin mendiversifikasi dengan portofolio sesuai dengan indeks FTSE Indonesia ESG, sehingga investor tidak perlu membeli sahamnya satu per satu. Ia juga menambahkan bahwa reksadana ETF ini cukup popular dan menjanjikan saat ini.

“Lebih menjanjikan, karena kalo kita bicara kinerja ETF, kinerjanya lebih baik daripada rata-rata reksadana konvensional, saat ini rata-rata fund manager itu kalah sama indeks,” katanya.

Uniknya, untuk mempunyai reksadana ETF, investor harus membelinya melalui broker, sehingga investasinya sama seperti investasi saham, makanya memiliki kode XIFE. “Itu kan kode yang mirip saham, jadi jual belinya real time kaya saham, beda sama reksadana indeks yang kita baru tahu besoknya,” ujarnya.

Direktur IPIM, Suwito Haryatno mengatakan dalam rilis IPIM Kamis (25/3), bahwa instrumen investasi ETF saat ini digemari oleh para investor, baik dari investor ritel maupun institusi. Hal ini dikarenakan kemudahan transaksi yang ditawarkan produk ini, dengan berbagai kelebihan, di antaranya real time, liquid, transparan, dan efisien.

Baca Juga: Indo Premier Investment Management luncurkan reksadana baru ETF

Mengenai liquiditas yang ditawarkan oleh reksadana ini Wawan menilai bahwa liquiditas akan lebih baik di pasar primer, dan di pasar sekunder cenderung tidak terlalu liquid. “Kalo investor mau menghindari risiko liquiditas lebih baik di pasar primer. kalo pasar primer itu sekali transaksinya 1.000 lot, 1.000 lot ini tergantung indeksnya berapa, contoh LQ45, yang mana 1.000 lot itu sekitar 92 juta, itu baru bisa liquid. Kalo di bawah itu cenderung tidak liquid,” ujarnya.

Reksadana ETF memberikan imbal hasil sesuai dengan acuan indeksnya, yaitu FTSE Indonesia ESG. Wawan  menggambarkan misalnya untuk indeks IDX30 yang bisa lebih rendah atau lebih tinggi dari IHSG, tetapi biasanya akan searah dengan indeks, misalnya IHSG naik, ya naik apabila IHSG turun, ya turun.

Selama tiga tahun terakhir, Wawan menilai bahwa kinerja reksadana ETF lebih baik dibandingkan dengan konvensional. “Secara rata-rata ia akan lebih unggul dibandingkan dengan konvensional, tetapi tentu saja reksadana konvensional juga ada banyak tipenya ada bermacam-macam, beberapa produk ada yang mengalahkan indeks. Akan tetapi kan ada sekitar 300 produk di konvensional, itu kalo dirata-ratakan, di bawah indeks, tapi kalo yang unggul sama indeks ya ada saja. Mungkin satu pertiganya, atau 100 produk lebih dari indeks ada juga, tapi kalo ETF sudah pasti akan setara dengan indeks,” tuturnya.

Apabila ingin berinvestasi reksadana ETF, investor harus bertransaksi melalui broker dengan minimal pembelian satu lot. “Jadi beda dengan reksadana indeks bisa dijual lewat agen penjual, Bareksa, Bibit dan sebagainya, kalau reksadana ETF harus melalui broker, atau sekuritas,” pungkasnya.

Selanjutnya: Reksadana pasar uang jadi reksadana berkinerja paling baik dalam sepekan terakhir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×