kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana berbasis obligasi jadi pilihan MI


Minggu, 02 Juli 2017 / 22:30 WIB
Reksadana berbasis obligasi jadi pilihan MI


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Di antara portofolio lain, para manager investasi (MI) menjagokan reksadana berbasis obligasi sebagai portofolio andalan untuk semester II 2017.

Rio Ariansyah, Head of Investment PT Phillip Asset Management mengatakan hingga saat ini yang paling menguntungkan adalah reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi negara. Kalau dikelompokkan berdasarkan instrumen pokoknya urutan pertama adalah obligasi, kedua saham dan ketiga pasar uang.

Rio menjabarkan data hingga 22 Juni 2017 secara year on year (yoy) reksadana obligasi negara berhasil mencapai imbal hasil 8,71%, sedangkan reksadana obligasi korporasi sebesar 6,54%. Sementara, saham memberikan imbal hasil 5,95% dan pasar uang 4,33%. Hingga akhir tahun Rio memproyeksikan reksadana obligasi negara bisa mencapai level imbal hasil sebesar 9%-11%.

Senada dengan Rio, Pelaksana Tugas CEO PT Sucor Asset Management Jemmy Paul Wawointana mengatakan portofolio andalan yang mampu mengantarkan investor pada keuntungan yang maksimal adalah melalui instrumen reksadana obligasi.

Jemmy pun menempatkan instrumen saham dan reksadana berbasis saham menjadi portofolio andalan di urutan kedua setelah reksadana berbasis obligasi. Menurut Jemmy hingga akhir tahun imbal hasil saham bisa naik 5%.

Di urutan ketiga portofolio andalan semester dua, Jemmy menempatkan obligasi dan urutan keempat adalah instrumen deposito dan yang posisi terakhir ditempati instrument komoditas.

Sementara secara umum portofolio instrumen yang lainnya seperti saham Rio lihat memang saham mencatatkan kinerja baik. Namun, kinerja indeks saham sangat terbatas memiliki potensi kenaikan karena level harga indeks yang sudah terlampau cukup tinggi.

“Level harga indeks tinggi tidak memberikan ruang yang besar untuk IHSG berpotensi naik,” kata Rio.

Sedangkan untuk portofolio dalam instrument komoditas masa kejayaan kinerjanya terjadi pada dua tahun belakangan. “Potensi kenaikan untuk di 2017 pun tidak terlalu besar,” kata Rio.

Mengacu pada BI seven days repo rate di level 4,75% Rio melihat portofolio pada instrument deposito performa instrumen pasar uang tidak akan terlalu jauh bergerak dari level yang sekarang (sekitar 1%-2% bias).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×