Reporter: Akhmad Suryahadi, Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
Menurut Hasbie dan Willinoy, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan menjadi emiten yang paling terdampak jika pemerintah tidak segera mengakhiri larangan ekspor batubara. Ini karena eksposur (paparan) batubara ekspor ITMG menjadi yang terbesar diantara lainnya, yakni mencapai 75%.
Di samping itu, mayoritas pengguna lokal batubara ITMG adalah pabrik pengolahan (smelter), bukan ke segmen pembangkit listrik.
Sementara itu, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), menjadi emiten yang paling minim terdampak, sebab porsi ekspor PTBA hanya 45%. Alasan lainnya, keduanya yakin, PTBA dan PLN memiliki hubungan yang sangat baik, karena memiliki pengendali yang sama, yakni pemerintah.
Hasbie dan Willinoy memperkirakan, harga batubara termal akan berada di bawah tekanan di bulan-bulan mendatang. Selain karena musim dingin yang telah usai, tingkat produksi batubara China juga sudah naik secara signifikan dalam beberapa pekan.
Baca Juga: Luhut: Stok Batubara untuk Pembangkit Mulai Meningkat
Sementara itu, Samuel Sekuritas Indonesia menjadikan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebagai saham pilihan utama atau top pick di sektor batubara dengan rekomendasi beli di target harga Rp 3.500.
Dessy bilang, batubara masih merupakan salah satu sumber energi utama PLN dengan total serapan mencapai 105 juta ton di tahun 2020 dan diperkirakan akan terus bertambah pada 2021-2025 menjadi 112 juta - 124 juta ton dalam setahun penuh.
Samuel Sekuritas Indonesia optimistis, volume penjualan PTBA akan terus naik ke depannya dengan masih kuatnya permintaan global dan domestik ini. Proyeksi Samuel Sekuritas Indonesia, volume penjualan batubara PTBA berkisar sebesar 30,6 juta ton di tahun 2021, 34,7 juta ton di tahun 2022, dan 37,9 juta ton di tahun 2023.
Sebagai pembanding, realisasi volume penjualan batubara PTBA di tahun 2020 berjumlah 26,1 juta ton.
“Selain itu, ada potensi tambahan permintaan dari proyek-proyek PTBA lainnya seperti PLTU mulut tambang Sumsel 8 dan fasilitas gasifikasi batubara menjadi DME,” imbuh Dessy.
Trimegah Sekuritas merekomendasikan beli saham PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan target harga Rp 30.000. Di saat yang sama, Trimegah pun merekomendasikan beli saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) dengan target harga Rp 256.
Untuk saham PTBA dan ITMG, Trimegah menyematkan rating netral dengan target harga masing-masing Rp 2.800 dan Rp 21.500. Sementara untuk saham PT Adaro Minerals Tbk (ADMR), Trimegah Sekuritas merekomendasikan beli dengan target harga Rp 210.
Trimegah Sekuritas mempertahankan peringkat netral untuk saham emiten tambang batubara termal. Namun, Trimegah Sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk saham emiten kontraktor tambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News