Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di pekan kedua bulan Februari 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor baru. IHSG berhasil menyentuh all time high di level 6.805 pada perdagangan Rabu (9/2).
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina mengungkapkan, penguatan yang signifikan itu ditopang aksi beli bersih atawa net buy investor asing terhadap saham-saham perbankan. Ini tidak terlepas dari rilis kinerja emiten-emiten perbankan sepanjang tahun 2021 yang melebihi ekspektasi.
Sekadar informasi, sejak awal tahun investor asing mencetak pertumbuhan net buy hingga Rp 12,5 triliun. Adapun di bulan Januari 2022 saja, net buy asing mencapai Rp 7,7 triliun. Sebesar 50% dari nilai tersebut berasal dari net buy atas saham BBCA, BBNI, BMRI, dan BBRI.
Baca Juga: Wall Street Melemah Setelah Data Inflasi AS Mengalahkan Prediksi
Adapun net buy investor asing masih akan berlanjut ke depan sehingga menjadi salah satu penopang penguatan IHSG. Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger M.M menjelaskan, pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan The Fed diperkirakan akan berdampak pada obligasi. Investor cenderung akan keluar dari obligasi yang bunganya tidak lagi menarik dan mencari instrumen lain yang lebih menguntungkan, salah satunya pasar saham.
"Ada aliran dana yang keluar dari obligasi, sebagian akan masuk ke pasar modal Indonesia. Apalagi didukung dengan kenaikan inflasi yang biasanya searah dengan kenaikan IHSG kita," ujar Roger dalam Mirae Asset Day yang digelar secara virtual pada Kamis (10/2).
Martha menambahkan, secara teknikal IHSG akan mampu menembus level 7.000 di bulan Februari 2022. Ini tidak terlepas dari pergerakan IHSG yang cenderung terbatas pada Desember 2021 (+0,7% mom) dan Januari 2022 (+0,8% mom).
Baca Juga: IHSG Diramal Koreksi Lagi pada Jumat (10/2), Simak Pergerakan BSDE, MNCN, dan BBCA
"Walaupun ada ancaman gelombang ketiga Covid-19, namun pengaruhnya diperkirakan akan terbatas terhadap perekonomian Indonesia, seiring upaya pemerintah untuk menjaga kestabilan ekonomi," jelas Martha dalam kesempatan yang sama.
Kendati masih dibayangi varian Omicron, IHSG memiliki katalis positif lain seperti laporan keuangan emiten sepanjang tahun 2021 dan pergerakan harga komoditas. Ia memproyeksikan, IHSG bulan Februari 2022 akan bergerak menguat dengan target IHSG di level 7.054. IHSG akan menguji resistance 6.917. Sementara support di level 6.763 hingga 6.634.
Martha mencermati, sektor-sektor yang akan menopang pergerakan IHSG di antaranya sektor keuangan khususnya saham-saham perbankan, sektor energi, dan sektor konstruksi.
Sektor perbankan menjadi pilihan seiring dengan pemulihan ekonomi Indonesia yang akan memacu pertumbuhan kredit. Perbaikan ekonomi juga akan mendukung sektor konstruksi untuk menggenjot realisasi kontrak dan target kontrak baru di tahun ini. Sementara itu, kenaikan produksi dan harga jual batubara akan membuat emiten pertambangan batubara membukukan pertumbuhan laba yang positif.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Bergerak Melemah Jelang Akhir Pekan Ini
Saham-saham pilihan
Di sektor keuangan, Mirae Asset Sekuritas mencermati saham-saham perbankan besar seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI. Adapun empat saham itu memiliki target harga masing-masing Rp 8.425 per saham, Rp 5.450 per saham, Rp9.175 per saham, dan Rp 9.575 per saham.
Di antara empat saham berkapitalisasi jumbo itu, saham BBNI paling dijagokan karena memiliki valuasi paling menarik. Emiten plat merah itu diproyeksi akan memiliki pertumbuhan NI hingga 45% yoy sepanjang tahun 2022 menjadi Rp 15,8 triliun. Angka itu bahkan lebih tinggi dibanding level sebelum pandemi Covid-19 melanda.
Di sektor energi, saham -saham yang dicermati Mirae Asset Sekuritas ada ITMG, PTBA, ADRO, dan PGAS. Empat saham energi itu memiliki target harga masing-masing Rp 25.000 per saham, Rp 3.000 per saham, Rp 2.000 per saham, dan Rp 1.850 per saham.
Baca Juga: IHSG Melemah 0,16% ke 6.823 Pada Kamis (10/2), Net Buy Asing Rp 1,73 Triliun
Di antara empat saham sektor energi itu, ITMG diunggulkan mengingat ekspektasi kinerja yang baik seiring meningkatnya produksi dan harga jual. Adapun dividen ITMG yang diperkirakan bisa mencapai 15% dinilai atraktif. Di sisi lain, sektor energi juga tertopang harga acuan batubara pada Februari 2022 yang meningkat 19% yoy menjadi US$ 188,38 per ton seiring tingginya permintaan global, Pencabutan larangan ekspor batubara juga turut menopang.
Untuk sektor konstruksi, secara garis besar masih atraktif karena adanya PP IKN yang berlokasi di Kalimantan. Mirae Asset Sekuritas Indonesia mencermati saham-saham seperti ADHI, PTPP, WEGE, WIKA, WSKT, dan WTON. Adapun target saham enam saham tersebut masing-masing Rp 1.250 per saham, Rp 1.500 per saham, Rp 240 per saham, dan Rp 1.500 per saham, Rp 1.000 per saham, dan Rp 300 per saham.
Baca Juga: Rotasi Sektor Diekspektasikan Bisa Mengangkat Kinerja Reksadana Saham
Di antara saham-saham konstruksi itu, WSKT paling dijagokan mengingat proyeksi target kontrak baru yang mencapai Rp 20-Rp 23 triliun di tahun ini. WSKT juga mengantongi divestasi tol Cimanggis-Cibitung. Di sisi lain, rights issue hingga Rp 9,5 triliun menjadi katalis positif lainnya.
Saham-saham lain yang bisa diikuti oleh investor ada AUTO, ISSP, dan SMDR. AUTO ditopang peningkatan penjualan otomotif yang akan mengerek penjualan suku cadang. AUTO juga mulai memproduksi stasiun pengisian daya EV.
Sementara itu, ISSP akan diuntungkan dengan kenaikan harga baja dunia. Ini akan menaikkan harga jual sehingga margin pun turut terkerek. Adapun SMDR sebagai perusahaan kargo dan logistik akan tertopang dengan kenaikan tarif kontainer akibat pemulihan ekonomi global dan gangguan rantai pasok.
Baca Juga: Top Holding Saham Perbankan Jadi Kunci Reksadana Ini Catatkan Kinerja Terbaik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News