Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
Kinerja AKRA dalam bisnis lahan industri juga Budi lihat memiliki prospek cerah. Setelah omnibus law disahkan Budi memandang iklim investasi akan semakin ramai dan penjualan lahan industri milik AKRA, yaitu Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) diproyeksikan akan terjual hingga 20 hekatre di tahun ini. Hingga September penjualan lahan industri capai 17 hektare.
"Gelombang relokasi pabrik ke kawasan Asia Tenggara akan semakin mencerahkan prospek kawasan industri," kata Budi. Selain itu, Budi juga memlihat JIIPE akan berkembang pesat dengan adanya dukungan pemerintah melalui kawasan ekonomi khusus (KEK).
Edward Tanuwijaya Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia mengatakan dalam risetnya, meski kontribusi segmen lahan industri hanya sekitar 2% terhadap pendapatan, tetapi segmen ini memiliki margin yang lebih tinggi dari segmen intinya. Setiap tambahan penjualan tanah seluar 1 hektare akan menambah pendapatan AKRA sebesar kurang lebih 0,6%, "Segmen lahan industri tetap menjadi faktor penggerak laba bersih AKRA," kata Edward.
Baca Juga: Dapat sentimen positif dari kenaikan harga, berikut rekomendasi saham emiten minyak
Sementara, William kembali mengatakan bila pandemi belum juga mereda dan pertumbuhan ekonomi masih berjalan lambat maka permintaan lahan industri juga akan lambat. Segmen ini pun diproyeksikan belum bisa beri berkontribusi secara signifikan.
Di sisi lain, William menilai keuangan AKRA masih sehat, terlihat dari debt to equity ratio (DER) yang kurang dari level 1 kali.
Di tahun depan, William memproyeksikan harga saham naik sekitar 10%-12%. William merekomendasikan hold di target harga Rp 3.350 per saham.
Sementara, Budi merekomendasikan buy di target harga Rp 3.200 per saham. Kompak Edward merekomendasikan buy di target harga Rp 3.700 per saham.
Selanjutnya: Kinerja AKR Corporindo Diprediksi Membaik Tahun Depan, Saham AKRA Masih Layak Beli?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News