Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) naik 71% di semester I-2023. Pada periode ini, ADRO menyerap capex senilai US$ 269 juta dari hanya US$ 157 juta pada periode sama tahun lalu.
Pengeluaran belanja modal ADRO pada periode ini terutama digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat serta kapal, investasi awal pada pabrik pengolahan (smelter) aluminium dan fasilitas pendukungnya, serta investasi pada infrastruktur.
“ADRO telah berinvestasi pada alat berat, tongkang dan infrastruktur pendukung pada rantai pasokan, sambil memulai investasi di smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya,” terang Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir, Rabu (23/8).
Baca Juga: Menguat 22,22% Dalam Sebulan, Saham Adaro Minerals (ADMR) Masuk Fase Uptrend?
Adapun pendanaan proyek smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya telah diperoleh pada bulan Mei 2023 sejumlah US$ 1,58 miliar dan Rp2 ,5 triliun. Smelter berkapasitas 500.000 ton per tahun ini dioperasiikan di bawah naungan PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI).
Kalimantan Aluminium Industry dilaporkan telah menyelesaikan persiapan lahan, pekerjaan tanah serta konstruksi jeti sementara, dan terus melanjutkan konstruksi fasilitas infrastruktur lainnya.
“Kami siap untuk ambil bagian dalam inisiatif hilirisasi Indonesia melalui smelter aluminium, yang mendapatkan pemenuhan keuangan di bulan Mei lalu. Hal ini menekankan komitmen kami terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan di jangka panjang melalui strategi tiga pilar,” sambung pria yang akrab disapa Boy Thohir ini.
Boy melanjutkan, ADRO siap mencapai target operasional 2023 yang telah dipasang manajemen, dengan dukungan eksekusi yang solid di masing-masing bisnis. Adapun ADRO mempertahankan target penjualan tahun ini di rentang 62 juta ton hingga 64 juta ton batubara. Target ini berkaca pada kinerja penjualan batubara ADRO per semester pertama 2023 yang tumbuh moncer
Volume penjualan ADRO di periode ini naik 19% mencapai 32,62 juta. Sebagai perbandingan, volume penjualan ADRO pada periode yang sama tahun lalu sebesar 27,50 juta ton.
Menurut segmentasi geografis, Indonesia tetap merupakan pasar terbesar Grup Adaro, dengan meliputi sekitar 25% dari penjualan batubara termalnya di paruh pertama 2023. Meskipun secara kuartalan penjualan ke pasar domestik berfluktuasi, kontrak Grup Adaro yang berperiode tahunan membuat perusahaan tetap dapat mempertahankan target untuk berkontribusi pada pasar domestik dengan porsi lebih dari 25%.
Setelah Indonesia, China merupakan pasar terbesar kedua, yakni meliputi 23% dari total penjualan ADRO. Disusul penjualan ke wilayah Asia Tenggara sebesar 23%, Asia Timur Laut sebesar 19%, dan India sebesar 11% dari total penjualan ADRO.
Sementara itu, penjualan batubara metalurgi melalui perusahaan anak, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), naik 42% menjadi 1,82 juta ton pada enam bulan pertama 2023.
Sebagai gambaran, kinerja keuangan ADRO mengalami penurunan sepanjang semester I-2023. Emiten pertambangan batubara ini membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 873,83 juta. Laba ini menyusut 27,9% dari torehan laba bersih ADRO pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 1,21 miliar.
Penurunan laba bersih ini sejalan dengan penurunan pendapatan ADRO. Di semester I 2023, ADRO membukukan pendapatan senilai US$ 3,47 miliar, turun 2% jika dibandingkan dengan pendapatan pada periode sama tahun 2022 yang mencapai US$ 3,54 miliar.
Baca Juga: Laba Bersih Adaro Energy (ADRO) Turun 27,9% di Semester I-2023
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News