Reporter: Kenia Intan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nama Benny Tjokrosaputro kerap dibicarakan dalam beberapa hari terakhir. Apalagi setelah direktur utama PT Hanson International Tbk (MYRX) ini ditahan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) karena tersangkut kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Penahanan Benny Tjokro tentu berdampak pada saham-saham yang terkait dengan dirinya. Berdasarkan data RTI, saat ini Benny Tjokro tercatat sebagai pemegang saham di beberapa perusahaan, antara lain MYRX sebesar 4,20% atau 3,68 miliar saham. Benny juga tercatat di PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA) sebagai pemegang 747,79 juta saham setara 9,71%. Berdasar penelusuran Kontan.co.id, Benny Tjokro juga tercatat memiliki saham PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO).
Adapun saat ini harga-harga saham tersebut berada pada level Rp 50 atau saham gocap.
Baca Juga: Beredar skema asset settlement Hanson International (MYRX), investor dibayar rumah
Bagaimana rekomendasi analis terkait saham Benny Tjokro?
- Direktur Avere Investama Teguh Hidayat
Teguh menyarankan jual bagi para investor yang memiliki saham-saham tersebut di portofolio. Sejak awal, menurut Teguh, perusahaan-perusahaan tersebut memiliki fundamental yang kurang baik. Ditambah dengan pemiliknya yang ditahan karena diduga terlibat kasus korupsi, kemungkinan bagi harga saham-saham tersebut untuk naik akan semakin berat.
Baca Juga: Harga saham-saham perusahaan milik Benny Tjokro sulit untuk naik
Teguh juga menilai, sektor properti yang diperkirakan baik di tahun 2020 ini belum bisa menjadi sentimen positif bagi perusahaan properti milik Benny Tjokro seperti MYRX dan RIMO. "Bukan berarti sektor saham-sahamnya baik kemudian kinerja di dua perusahaan itu otomatis bagus," kata Teguh.