kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.416.000   13.000   0,54%
  • USD/IDR 16.711   11,00   0,07%
  • IDX 8.694   36,96   0,43%
  • KOMPAS100 1.188   5,61   0,47%
  • LQ45 852   4,03   0,48%
  • ISSI 312   3,09   1,00%
  • IDX30 440   2,18   0,50%
  • IDXHIDIV20 507   0,52   0,10%
  • IDX80 133   0,80   0,61%
  • IDXV30 139   0,26   0,18%
  • IDXQ30 139   0,22   0,16%

Punya Prospek Bagus, Manajer Investasi Siap Garap Bisnis ETF Emas


Selasa, 09 Desember 2025 / 20:39 WIB
Punya Prospek Bagus, Manajer Investasi Siap Garap Bisnis ETF Emas
ILUSTRASI. Harga emas. Manajer investasi seperti Mandiri Investasi dan BRI-MI siap meluncurkan produk, menunggu regulasi OJK final.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Exchange Traded Fund (ETF) berbasis emas diproyeksi memiliki prospek positif di Indonesia. Kondisi ini mendorong sejumlah manajer investasi untuk mempersiapkan layanan ETF emas, sebagai alternatif investasi modern bagi masyarakat.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan, ETF emas didukung oleh emas fisik, namun produk yang dijual berupa unit dalam kontrak fund terkait.

Berbeda dengan emas digital, kepemilikannya langsung pada emas fisik, sedangkan cicilan emas diperoleh melalui pembelian bertahap.

“Terkait return, imbal hasil ketiga jenis investasi emas relatif sama, kecuali ETF emas di luar negeri yang menggunakan leverage. Untuk ETF emas di Indonesia, saya belum mengetahui apakah akan ada leverage atau tidak,” kata Lukman kepada Kontan, Selasa (9/12).

Baca Juga: Garap Bisnis ETF Emas, Mandiri Investasi Gandeng BSI, Pegadaian & Deutsche Bank

Lukman menambahkan, perbedaan utama terletak pada biaya. Investor cenderung memilih ETF karena biayanya rendah dan dapat memaksimalkan return.

Emas digital berada di urutan tengah, sementara cicilan emas paling mahal karena ada biaya administrasi dan bunga.

Mengenai risiko, semuanya bergantung pada pergerakan harga emas dunia (emas spot), meski harga ETF tidak sepenuhnya identik dengan emas spot.

“Prospek ETF emas sangat luar biasa karena produk ini populer secara global. Besar kemungkinan bisa sukses di Indonesia,” ujar Lukman.

Salah satu manajer investasi yang tengah mempersiapkan peluncuran ETF emas adalah PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI). Perusahaan ini menargetkan peluncuran Reksadana Bursa (RDB) Syariah berbasis emas pada tahun depan. 

Produk ini menggunakan emas fisik murni yang tersimpan di Bullion Bank dan memenuhi prinsip syariah sesuai Fatwa DSN MUI No. 163/DSN-MUI/VII/2025.

Direktur Mandiri Investasi, Ernawan Rahmat Salimsyah, menyatakan, RDB Emas Syariah dirancang untuk efisiensi, transparansi, dan mengikuti dinamika harga emas domestik maupun global dengan biaya per unit penyertaan yang kompetitif.

Baca Juga: ETF Emas Menanti Regulasi OJK

“RDB Emas Syariah ini menjadi solusi investasi modern dibandingkan menyimpan emas fisik. Produk ini mudah ditransaksikan, transparan, dan relevan bagi investor yang mencari instrumen safe haven atau diversifikasi portofolio,” kata Ernawan dalam keterangan resmi, Selasa (9/12).

Persiapan teknis peluncuran RDB Emas Syariah telah dilakukan oleh Mandiri Investasi, Mandiri Sekuritas, BSI, Pegadaian, dan Deutsche Bank. 

Langkah-langkah tersebut meliputi finalisasi mekanisme penyediaan dan penyimpanan emas fisik, tata kelola kustodian, infrastruktur perdagangan RDB, hingga memastikan kesesuaian struktur produk dengan prinsip syariah. 

Semua ini menunggu penerbitan Peraturan OJK (POJK) tentang Reksa Dana Berbentuk KIK yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek dengan aset dasar berupa emas, yang kini berada pada tahap finalisasi.

“Target kami, RDB Emas Syariah diluncurkan segera setelah regulasi resmi terbit,” ujar Ernawan.

Selain MMI, BRI Manajemen Investasi (BRI-MI) juga tengah menyiapkan ETF emas melalui kolaborasi dengan Pegadaian, CIMB Niaga, dan Mandiri Sekuritas. 

Dalam kerja sama ini, BRI-MI bertindak sebagai manajer investasi, Pegadaian sebagai penyedia dan kustodian emas, CIMB Niaga sebagai bank kustodian, serta Mandiri Sekuritas sebagai dealer partisipan. 

Baca Juga: Harga Emas Naik pada Selasa (9/12) Pagi, Pasar Menanti Arah Kebijakan Moneter The Fed

Kolaborasi ini membentuk rantai layanan investasi emas terintegrasi, mulai dari penyediaan, penyimpanan, hingga mekanisme perdagangan di pasar modal.

“ETF emas memberikan pilihan baru bagi investor untuk mendapatkan eksposur atas emas melalui mekanisme bursa,” kata Direktur Utama BRI-MI, Tina Meilina.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, menyampaikan bahwa rancangan POJK ETF emas sudah memasuki tahap final dan masuk dalam Program Legislasi (Proleg) OJK 2025. Regulasi ini diperkirakan akan diterbitkan akhir 2025.

“Rancangan POJK ETF emas sudah masuk Proleg tahun ini. Akhir 2025 akan terbit,” ujar Hasan saat ditemui di Bali, Senin (1/12/2025).
 

Selanjutnya: Prospek Kinerja DEPO Dinilai Cenderung Moderat di Tahun 2026, Ini Sebabnya

Menarik Dibaca: Ada Lazada 12.12 Promo Habis-Habisan, Berlangsung Mulai 11 hingga 14 Desember

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×