kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PTPP ajukan relaksasi pembayaran utang anak usaha


Minggu, 03 Mei 2020 / 16:59 WIB
PTPP ajukan relaksasi pembayaran utang anak usaha
ILUSTRASI. Pekerja berada di ketinggian proyek pembangunan properti di Jakarta, Jumat (02/06).PTPP ajukan relaksasi pembayaran utang anak usaha. KONTAN/Fransiskus Simbolon/02/06/2017


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Tbk (PTPP) tengah mengajukan relaksasi pembayaran utang ke kreditur untuk anak usahanya, terutama PT PP Properti Tbk (PPRO) dan PT PP Presisi Tbk (PPRE). 

Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengatakan, secara konsolidasi, utang bank PTPP beserta anak usahanya per 2019 adalah sekitar Rp 4 triliun. 

Baca Juga: Dampak covid-19 mulai dirasakan emiten konstruksi swasta

Memang, berdasarkan laporan keuangan PTPP per akhir tahun lalu, terdapat utang bank jangka pendek ke pihak berelasi sebesar Rp 1,76 triliun dan pihak ketiga Rp 1,95 triliun. Mayoritas utang bank tersebut akan jatuh tempo pada Mei sampai dengan November 2020.  

PTPP juga mencatatkan utang bank dan lembaga keuangan yang jatuh tempo dalam satu tahun kepada pihak berelasi Rp 649,66 miliar dan pihak ketiga Rp 252,25 miliar.

Menurut Agus, untuk PPRO, pihaknya lebih banyak meminta relaksasi untuk memundurkan jatuh tempo dan meminta diskon bunga. 

Berdasarkan laporan keuangan PP Properti, utang bank jangka pendek perusahaan ini adalah sebesar Rp 113,46 miliar dengan bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun berupa utang bank Rp 424,18 miliar.

Baca Juga: Terdampak virus corona, Putra Rajawali Kencana (PURA) bakal revisi target kinerja

PPRO juga memiliki surat utang berharga jangka menengah atau medium term notes (MTN) sebesar Rp 1,23 triliun. "Untuk MTN, ada yang direstrukturisasi dan ada yang dilunasi. Hal ini karena sektor properti sedang cukup dalam pengaruh akibat Covid-19," ungkap Agus saat dihubungi Kontan.co.id belum lama ini.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×