Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) berusaha untuk melakukan efisiensi di segala bidang usaha. Emiten plat merah itu tengah melakukan negosiasi penurunan tarif dengan seluruh kontraktor penambangan batubara yang ditunjuknya, termasuk anak usaha PT United Tractors Tbk, yaitu PT Pamapersada Nusantara (Pama).
Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PTBA mengungkapkan, negosiasi penurunan tarif dilakukan sebagai jalan efisiensi di tengah anjloknya harga batubara dunia. Di sisi lain, permintaan penurunan tarif ini tidak akan merugikan kontraktor.
Pasalnya, PTBA berniat memproduksi lebih banyak batubara di tahun ini, yakni sebanyak 25 juta ton. Target ini naik 21,36% dari produksi tahun lalu yang diperkirakan mencapai 20,6 juta ton. Sekitar 45% dari target itu bakal diekspor ke beberapa negara seperti China, India dan Taiwan. Sementara sisanya bakal berasal dipasarkan untuk domestik.
"Meski tarif yang diterima kontraktor turun, mereka bisa mengkompensasinya dari kenaikan produksi kami," terang Joko kepada KONTAN, Selasa (18/2). Fajar Indra dan Purwoko Sartono, Analis Panin Sekuritas dalam risetnya per 13 Februari 2014 menyatakan, PTBA sudah sepakat dengan Pama untuk menurunkan tarif kontrak penambangan batubara sebesar 5%.
Penurunan ini tentunya akan menguntungkan PTBA. Dalam hitungan Fajar dan Purwoko, laba bersih PTBA bisa naik 1,8% dari setiap 1% penurunan tarif yang harus dibayarkan ke Pama. Sayangnya, Joko enggan menginformasikan lebih detail mengenai hasil negosiasi tersebut.
"Kami masih melakukan negosiasi, tentunya berharap penurunannya bisa lebih dari 5%," jelas Joko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News