Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru merasakan peningkatan jumlah kunjungan, kabar buruk menerpa PT Matahari Department Store Tbk (LPPF). Pemerintah provinsi DKI Jakarta kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Analis memberikan rekomendasi yang beragam bagi saham LPPF dengan kabar terkini PSBB. Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian merekomendasikan untuk beli saham LPPF dengan upside terbatas pada target harga Rp 1.250 per saham. Analis RHB Sekuritas Michael Wilson Setjoadi merekomendasikan netral dengan target harga Rp 1.350 per saham.
Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya merekomendasikan untuk trading buy saham LPPF dengan target harga Rp 1.500 per saham. Senin (21/9), harga saham LPPF naik 0,90% ke Rp 1.115 per saham.
Robert mengatakan setelah lesu pada April, penjualan LPPF terus membaik tiap minggu sejak Mei. Bahkan, LPPF mengklaim penjualan Juli sudah memenuhi ekspektasi manajemen. “Adanya PSBB jilid dua ini tentunya akan memperlambat proses pemulihan traffic di mal yang sebenarnya sudah mulai membaik pada semester II-2020,” ujar Robert kepada Kontan.co.id, Senin (21/9).
Baca Juga: Prospek jangka panjang positif, saham Matahari Department Store (LPPF) masih menarik
Analis RHB Sekuritas Michael Wilson Setjoadi juga berpendapat pemberlakuan PSBB pasti akan memukul retailer seperti LPPF. Pasalnya, traffic akan kembali menyusut dan berujung pada pendapatan akan kembali berkurang. “Sementara untuk penjualan di rural area memang sudah mulai pulih tapi tentu saja masih lambat dan belum signifikan. Secara keseluruhan ini membuat saham retailer sebenarnya masih belum terlalu menarik untuk saat ini,” kata Michael.
Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya menilai, keputusan tersebut menyebabkan masyarakat mengurangi kunjungannya ke mal-mal. Hal ini pada akhirnya akan membuat trafik pengunjung di LPPF akan kembali berkurang. Padahal Christine optimistis separuh kedua tahun ini kinerja LPPF akan pulih secara bertahap.
“Kinerja LPPF cukup buruk pada paruh pertama tahun ini setelah membukukan pendapatan sebesar Rp 2,2 triliun pada semester I-2020 akibat penutupan toko pada April silam. Jumlah tersebut hanya memenuhi 32% dari proyeksi Mirae Asset Sekuritas,” ujar Christine kepada Kontan.co.id, Senin (21/9).
Baca Juga: Sektor Ritel Terbebani PSBB Lagi, Begini Rekomendasi MAPI dan LPPF
Tak hanya pendapatan, LPPF pada semester I-2020 juga tercatat merugi Rp 357,9 miliar, padahal periode yang sama sebelumnya LPPF berhasil mengantongi laba bersih Rp 1 triliun. Kendati demikian, LPPF masih berhasil membukukan kenaikan margin laba kotor menjadi 61,4% dibanding kuartal I-2019 yang sebesar 59,2% seiring LPPF tidak banyak menerapkan program diskon untuk menggenjot trafik toko.
Meski kinerja LPPF pada kuartal II-2020 sangat buruk, Christine optimistis memasuki paruh kedua tahun ini kinerja LPPF akan pulih secara bertahap. Selain kondisi perekonomian yang mulai pulih, Christine menyebut manajemen LPPF juga telah mengambil langkah untuk memperbaiki kinerja top line. Mulai dari menghilangkan merek-merek yang kinerjanya kurang baik dan mengurangi working capital.
Christine menambahkan, di tengah upaya penutupan beberapa gerai yang kinerjanya kurang memuaskan hingga Juli, Matahari Department Store juga tetap membuka tiga gerai baru pada Mei dan Juli. Kini, Matahari mengelola 154 gerai yang beroperasi di 76 kota. Gerai-gerai baru tersebut dinilai Christine hadir dengan pembaharuan seperti penyederhanaan kategori produk, mengelompokkan produk berdasarkan demografinya, hingga penyediaan ruang lebih berdasarkan analisis kontribusi penjualan.
“Gerai baru ini justru berhasil menarik lebih banyak pengunjung dibanding ekspektasi mereka. Sementara proses restrukturisasi gerai baru berjalan 90% sehingga terlalu dini untuk menilai seperti apa dampak restrukturisasi tersebut. Tapi kami menilai tahun depan akan jadi tahun yang lebih baik untuk LPPF seiring pemulihan ekonomi dan imbas restrukturisasi,” sambung Christine.
Baca Juga: Saham emiten ritel kompak menguat terdorong sentimen BLT untuk pekerja
Christine memproyeksikan Matahari Department Store pada tahun ini akan membukukan pendapatan sebesar Rp 4,89 triliun dan mencatat rugi sebesar Rp 218,3 miliar. Ini karena peluang kenaikan penjualan LPPF jelang akhir tahun serta proses restrukturisasi yang membuahkan hasilnya pada 2021. Dengan 2020 menjadi tahun low base, Mirae memproyeksikan pendapatan LPPF bisa tumbuh hingga 64% pada 2021 mendatang.
Sentimen positif saham LPPF adalah menjadi salah satu saham yang masuk ke delam indeks FTSE small caps. Robert menilai masuknya LPPF ke indeks tersebut cukup menarik. Ketika saham LPPF masuk ke indeks artinya saham LPPF jadi salah satu saham yang akan masuk dalam radar manajer investasi.
Robert menilai dari segi fundamental, LPPF sebenarnya masih punya kondisi yang baik. Hal ini tercermin dari segi cash yang masih melimpah serta utang Matahari Department Store yang tidak terlalu besar.
Hanya saja, dari segi operasional masih belum cukup baik, khususnya di tahun ini yang memang berat. “Jadi saham LPPF untuk saat ini sebenarnya menarik karena harga yang sudah turun cukup dalam dan valuasinya yang murah. Oleh karena itu, saham LPPF bisa jadi pilihan menarik untuk trading jangka pendek,” tambah Robert.
Selanjutnya: PSBB berpotensi kembali jadi pil pahit bagi Matahari Department Store (LPPF)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News