kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek jangka panjang positif, saham Matahari Department Store (LPPF) masih menarik


Senin, 21 September 2020 / 16:38 WIB
Prospek jangka panjang positif, saham Matahari Department Store (LPPF) masih menarik
ILUSTRASI. Matahari Department Store (LPPF) harus menghadapi PSBB lagi.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mulai bangkit dan pulih perlahan, emiten retail harus menelan pil pahit lagi setelah pemerintah memutuskan untuk memberlakukan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dengan adanya pembatasan operasional pada mal-mal, emiten ritel seperti PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) tentu terkena imbasnya.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya menilai, keputusan tersebut menyebabkan masyarakat mengurangi kunjungannya ke mal-mal. Hal ini pada akhirnya akan membuat trafik pengunjung di LPPF akan kembali berkurang. Padahal Christine optimistis separuh kedua tahun ini kinerja LPPF akan pulih secara bertahap.

“Kinerja LPPF cukup buruk pada paruh pertama tahun ini setelah membukukan pendapatan sebesar Rp 2,2 triliun pada semester I-2020 akibat penutupan toko pada April silam. Jumlah tersebut hanya memenuhi 32% dari proyeksi Mirae Asset Sekuritas,” ujar Christine kepada Kontan.co.id, Senin (21/9).

Tak hanya pendapatan, LPPF pada semester I-2020 juga tercatat merugi Rp 357,9 miliar, padahal periode yang sama sebelumnya LPPF berhasil mengantongi laba bersih Rp 1 triliun. Kendati demikian, LPPF masih berhasil membukukan kenaikan margin laba kotor menjadi 61,4% dibanding kuartal I-2019 yang sebesar 59,2% seiring LPPF tidak banyak menerapkan program diskon untuk menggenjot trafik toko.

Baca Juga: Sektor Ritel Terbebani PSBB Lagi, Begini Rekomendasi MAPI dan LPPF

Meski kinerja LPPF pada kuartal II-2020 sangat buruk, Christine optimistis memasuki paruh kedua tahun ini kinerja LPPF akan pulih secara bertahap. Selain kondisi perekonomian yang mulai pulih, Christine menyebut manajemen LPPF juga telah mengambil langkah untuk memperbaiki kinerja top line. Mulai dari menghilangkan merek-merek yang kinerjanya kurang baik dan mengurangi working capital.

Christine menambahkan, di tengah upaya penutupan beberapa gerai yang kinerjanya kurang memuaskan hingga Juli, Matahari Department Store juga tetap membuka tiga gerai baru pada Mei dan Juli. Kini, Matahari mengelola 154 gerai yang beroperasi di 76 kota. Gerai-gerai baru tersebut dinilai Christine hadir dengan pembaharuan seperti penyederhanaan kategori produk, mengelompokkan produk berdasarkan demografinya, hingga penyediaan ruang lebih berdasarkan analisis kontribusi penjualan.

“Gerai baru ini justru berhasil menarik lebih banyak pengunjung dibanding ekspektasi mereka. Sementara proses restrukturisasi gerai baru berjalan 90% sehingga terlalu dini untuk menilai seperti apa dampak restrukturisasi tersebut. Tapi kami menilai tahun depan akan jadi tahun yang lebih baik untuk LPPF seiring pemulihan ekonomi dan imbas restrukturisasi,” sambung Christine.

Baca Juga: Kinerja emiten ritel lesu sepanjang semester I 2020, ini saran analis

Christine memproyeksikan LPPF pada tahun ini akan membukukan pendapatan sebesar Rp 4,89 triliun dan mencatat rugi sebesar Rp 218,3 miliar. “Kami merekomendasikan untuk trading buy saham LPPF dengan target harga Rp 1.500 per saham,” kata Christine.

Ini karena peluang kenaikan penjualan LPPF jelang akhir tahun serta proses restrukturisasi yang membuahkan hasilnya pada 2021. Dengan 2020 menjadi tahun low base, Mirae memproyeksikan pendapatan LPPF bisa tumbuh hingga 64% pada 2021 mendatang.

Baca Juga: Sektor retail lesu, analis menyarankan investor untuk wait and see

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×