kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Proyek Semen Baturaja II terganggu nilai tukar


Selasa, 10 September 2013 / 14:32 WIB
Proyek Semen Baturaja II terganggu nilai tukar
ILUSTRASI. Sejumlah karyawan berjalan saat jam pulang kerja di salah satu pabrik di Kota Tangerang, Banten, Senin (22/11/2021). . ANTARA FOTO/Fauzan/hp.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Produsen semen pelat merah PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) sudah memulai tender proyek pembangunan pabrik Baturaja II. Bahkan, proyek dengan estimasi pendanaan Rp2,5 triliun ini sudah dalam tahapan penyampaian proposal teknis yang bakal diselesaikan bulan ini.

Namun, proses tender terganggu masalah volatilitas kurs rupiah. "Studi yang kami lakukan sejak tahun lalu, ketika rupiah masih di level Rp 9.500 per dolar AS," imbuh Pamudji Rahardjo, Direktur Utama SMBR, disela kegiatan Danareksa Macro Forum 2013, (10/9).

Sebenarnya, manajemen tidak memiliki masalah berarti dengan sumber pendanaan proyek ini. Pasalnya, SMBR telah mengambil porsi pendanaan yang berasal dari dana hasil IPO Rp1,2 triliun, kas internal Rp1 triliun, dan sisanya diambil dari pinjaman bank.

Nah, pinjaman bank inilah yang menjadi gangguan. Volatilitas rupiah yang terjadi membuat tim teknis proyek pembangunan pabrik Semen Baturaja II kesulitan menentukan asumsi pendanaan yang baru.

"Menutupnya gampang, asal bank bisa melihat visibility di proyek ini. Sekarang, opsinya tinggal fasilitasnya dikurangi, atau ada bagian yang diefisienkan, seperti masalah delivery harganya. Jadi, proyek tetap berjalan, hanya kerja samanya saja yang diatur," jelas Parmudji.

Atas dasar penjelasan itu pula, Parmudji memastikan jadwal operasional pabrik tidak akan berubah, masih di akhir tahun 2016 mendatang. Saat ini, setelah proposal teknis usai dievaluasi, maka proses selanjutnya dilakukan sampai November mendatang. Proses yang ini, salah satunya juga membahas asumsi kurs rupiah yang akan digunakan.

Sayangnya, Parmudji belum bisa mengungkapkan berapa asumsi rupiah terbaru untuk proyek tersebut. Yang jelas, kata Pamudji, pihaknya sudah mempersiapkannya agar bisa visible dengan fasilitas pinjaman.

"Jadi, proyeknya masih sesuai jadwal. Lagi pula, membangun pabrik butuh waktu lama, bisa mencapai 30 bulan dan tidak ada yang tahu kondisi ke depannya seperti apa. Bisa saja tahun depan jelek, tapi tahun berikutnya malah bagus," tutur Parmudji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×