kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Protelindo ambil bisnis menara Nusantara Infrastructure


Senin, 26 Maret 2018 / 08:00 WIB
Protelindo ambil bisnis menara Nusantara Infrastructure


Reporter: Dityasa H Forddanta, Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sekian lama bergulir, kabar rencana penjualan bisnis menara telekomunikasi milik PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) akhirnya terungkap. META akan melepas seluruh saham PT Komet Infranusantara ke entitas Grup Djarum, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo).

Protelindo merupakan perusahaan menara yang sahamnya dimiliki oleh PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Transaksi ini dilakukan antara Protelindo dengan anak usaha META, PT Telekom Infranusantara.

Perjanjian jual beli atau sale purchase agreement (SPA) yang diteken Jumat (23/3), menyebutkan, Telekom Infranusantara menjual 1,31 miliar saham miliknya di Komet Infranusantara. Total nilai transaksi ini mencapai sekitar
Rp 1,05 triliun.

META akan menggunakan dana segar yang diperoleh dari penjualan saham tersebut untuk mengembangkan investasi di bidang lainnya. Menurut manajemen META, divestasi Komet Infranusantara dilakukan lantaran emiten ini ingin fokus mengembangkan sektor pengelolaan air atau water treatment dan bisnis energi (lihat halaman 16).

Hal ini terkait prospek bisnis META ke depan. "Kedua sektor ini memiliki masa konsensi yang lebih panjang jika dibandingkan dengan bisnis menara," ujar Deden Rochmawaty, General Manager Corporate Affairs META, kepada Kontan.co.id, Jumat (23/3).

Setelah divestasi, otomatis kinerja keuangan META akan tergerus lantaran Komet tak lagi dikonsolidasikan ke kinerja META. Padahal selama ini, bisnis menara menjadi salah satu penyokong sebagian besar pendapatan META. META menguasai 79,64% saham Komet Infranusantara.

Segmen jasa sewa menara berkontribusi sekitar 40% terhadap pendapatan konsolidasi META di 2017. Kontribusi ini menjadi yang terbesar kedua setelah pendapatan dari segmen jalan tol.

Ekspansi bisnis

Pendapatan dari penjualan air bersih saat ini hanya sebesar Rp 41,96 miliar, atau 5% dari pendapatan konsolidasi di 2017. Karena itu, usai menjual bisnis menara, META harus menyiapkan strategi demi menjaga pendapatan.

Direktur META Omar Danni Hasan mengatakan, perusahaan ini akan menjajaki bisnis mini hidro dan biomassa. "Kalau di air, kami akan masuk ke bisnis yang sudah dirintis sebelumnya," kata Danni.

Saat ini META sudah menyediakan bisnis air dari rumah ke rumah dan industrial estate. Menurut Danni, peluang bisnis air masih cukup besar. META juga membidik merger dan akuisisi di bidang usaha air dan energi terbarukan. Meski belum merinci soal rencana akuisisi tersebut, Danni menyebut, pihaknya akan menggunakan dana hasil penjualan menara untuk seluruh ekspansi ini.

Analis Anugerah Sekuritas Indonesia Bertoni Rio menilai, langkah META mendivestasi Komet merupakan langkah tepat. Sebab, kinerja segmen sewa menara dalam tiga tahun terakhir cenderung stagnan.

Bahkan margin labanya terus menurun. "Divestasi ini justru membuka peluang baru di masa mendatang," kata Bertoni. Peluang di bisnis water treatment juga besar lantaran masih sedikit pesaing di segmen tersebut.

Atas dasar itu, dia merekomendasikan buy saham META dengan target harga sebesar Rp 500 per saham. Pada akhir pekan lalu, harga saham META turun 2 poin atau setara 0,97% menuju level Rp 203 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×