kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek tembaga sampai akhir tahun masih lesu


Kamis, 13 Agustus 2015 / 17:49 WIB
Prospek tembaga sampai akhir tahun masih lesu


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga tembaga terjun ke level terendah setelah mengalami kenaikan di awal pekan ini. Efek devaluasi mata uang yuan ternyata justru memukul harga tembaga.

Mengutip Bloomberg, Kamis (13/8) pukul 12.54 WIB, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,5% ke level US$ 5.165 per metrik ton. Pada Selasa (11/8), tembaga mencatat level terendah sejak tahun 2009 di angka US$ 5.125 per metrik ton.

Merosotnya harga tembaga ini bersamaan dengan harga komoditas lain. Penyebabnya, aksi devaluasi yuan oleh China yang pada akhirnya melambungkan nilai tukar dollar AS dan memukul harga komoditas. Sepanjang tahun ini harga tembaga sudah melorot 18%.

Andri Hardianto, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures mengatakan, keputusan Bank Central China untuk mendevaluasi mata uang yuan bertujuan untuk menggenjot ekspor. Jika ekspor meningkat, maka pertumbuhan ekonomi China juga diharapkan tumbuh positif dan akhirnya berdampak pada kenaikan permintaan tembaga.

"Tetapi untuk mengetahui efeknya kita harus menunggu data yang akan datang seperti GDP China di kuartal III-2015. Kondisi yang terjadi sekarang belum cukup untuk mengerek harga tembaga," ujar Andri.

Untuk saat ini, kondisi ekonomi China masih negatif. Lihat saja data PPI year on year yang mengalami kenaikan menjadi minus 5,4% dari tahun lalu minus 4,8%. Angka tersebut juga meleset dari perkiraan minus 5%. Selanjutnya daya ekspor China minus 8,3% jauh di bawah prediksi di angka minus 1% dan angka tahun lalu 2,8%.

Sementara data industrial production yoy turun menjadi 6% dari sebelumnya 6,8%. "Data yang masih belum positif ini tentu berimbas pada menurunnya permintaan tembaga," imbuh Andri.

Andri menilai prospek tembaga hingga akhir tahun ini masih lesu. Hal ini seiring dengan lesunya ekonomi China dan Jepang, mengingat konsumsi tembaga di Asia mencapai 40% dari total konsumsi dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×