kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga tembaga terpukul data China


Selasa, 11 Agustus 2015 / 08:13 WIB
Harga tembaga terpukul data China


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sentimen negatif masih membayangi harga komoditas tembaga. Harga tertekan akibat melemahnya permintaan dari China. Maklum, upaya Negeri Panda memperbaiki perekonomiannya belum menunjukkan hasil yang maksimal.

Mengutip Bloomberg, Senin (10/8) pukul 11.44 WIB, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,5% ke US$ 5.145 per metrik ton. Ini merupakan level terendah sejak tahun 2009.

Harga tembaga tergerus seiring melimpahnya stok tembaga di LME yang mencapai level tertinggi sejak Januari 2014.

Ibrahim, Direktur PT Komoditi Ekuilibrium Berjangka, mengatakan, harga tembaga belum mampu bangkit. Padahal data penambahan tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) pada bulan Juli 2015 melambat menjadi 215.000 dibandingkan bulan sebelumnya di angka 231.000. Sementara tingkat pengangguran tetap pada level 5,3%. Ini memicu indeks dollar koreksi, tapi harga tembaga tak mampu memanfaatkannya untuk menguat.

Menurut Ibrahim, pelaku pasar akhir pekan lalu mengantisipasi sejumlah data ekonomi Tiongkok. Awal pekan ini, tembaga makin terpuruk lantaran sejumlah data ekonomi China masih menunjukkan hasil negatif. Sebut saja data neraca perdagangan Juli, surplus turun menjadi US$ 43 miliar dibanding bulan sebelumnya, surplus US$ 46,5 miliar.

"Ekspor China merosot 83%, sedangkan impor turun 81%," sebut Ibrahim. Padahal China menyumbang sekitar 40% dari permintaan tembaga secara global.

Data neraca dagang tersebut menunjukkan permintaan Tiongkok masih melemah. Di saat bersamaan, seperti dikutip Bloomberg, Morgan Stanley memprediksi produksi tembaga yang stagnan di tahun 2014 akan meningkat sekitar 5% tahun ini dan terus tumbuh hingga 2018.

Sementara, permintaan tembaga dari Eropa juga masih belum menunjukkan perbaikan. Seperti halnya China, Eropa juga mengalami permasalahan ekonomi, salah satunya akibat krisis ekonomi yang melanda Yunani. Wajar jika Ibrahim menduga, harga tembaga bisa semakin anjlok. Pekan ini, sejumlah data ekonomi dapat mempengaruhi pergerakan harga tembaga.

Salah satunya, data produksi industri China bulan Agustus. Prediksi ekonom, produksi industri China secara year on year turun menjadi 6,7% dari sebelumnya 6,8%. Secara teknikal, harga tembaga masih dalam tren melemah. Indikator stochastic berada di level 60% negatif. Sementara bollinger band dan moving average 20% di atas bollinger bawah. Lalu MACD 60%. Sedangkan RSI masih wait and see. Ibrahim menduga, harga tembaga pada Selasa (11/8) melemah di US$ 5.080-US$ 5.155 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×