Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
Secara tahun berjalan, ketiga indeks mencatatkan return negatif masing-masing sebesar ICBI –2,78% secara year to date (ytd) INDOBeXG-TR –3,06% ytd dan INDOBeXC-TR –0,43%. Dari 41 SUN dengan bunga tetap yang beredar di pasar, sebanyak 29 seri mencatatkan koreksi harga pada rentang –0,29 bps wow hingga –101,00 bps wow.
Tapi pada Senin (13/4) berdasarkan data IBPA, harga SUN seri acuan yakni FR0081 untuk tenor 5 tahun berada di 95,69 turun dari level sebelumnya di 95,03. Harga SUN juga anjlok dari posisi akhir bulan lalu di level 99,56.
Sementara seri lain menguat. SUN tenor 10 FR0082 misalnya, menguat dari hari sebelumnya di 93,74 dari hari sebelumnya di 93,63. Sedangkan dibanding akhir bulan lalu harga SUN ini berada di 98,01. Seri FR0080 tenor 15 tahun juga menguat ke 93,88 dari hari sebelumnya 93,63. Sedangkan pada akhir bulan Maret posisi harga FR0080 ada di 97,23.
FR0083 SUN tenor 20 tahun juga kompak menguat dari hari sebelumnya ke 92,67 dari hari sebelumnya di 92,19. Tapi tren pelemahan SUN masih terasa sebab jika dibanding akhir bulan lalu SUN tenor 20 tahun masih di 97,89.
Baca Juga: Rupiah menguat, investor asing berpotensi masuk lagi ke pasar obligasi
Performa pasar obligasi Indonesia bergerak melemah hingga pertengahan pekan karena pasar mengantisipasi penyebaran kasus Covid-19 yang masih belum mereda di Indonesia sehingga dikhawatirkan semakin memperparah kondisi perekonomian.
Selain itu, posisi cadangan devisa Maret diluar prediksi konsensus hingga US$ 9,47 miliar. Hal ini turut menekan performa pasar obligasi. Namun demikian, tekanan mulai mereda hingga akhir pekan seiring respon positif pelaku pasar terhadap berbagai kebijakan yang tengah dilakukan pemerintah dan otoritas terkait seperti penerbitan global bond sebesar US$ 4,3 miliar.
Bank Indonesia juga menjalin kerjasama dengan The Fed berupa repo line senilai US$ 60miliar untuk menjaga likuiditas dollar di pasar domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News