kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Prospek sejumlah emiten LQ45 turun jadi negatif, begini prediksi analis


Rabu, 13 Mei 2020 / 07:25 WIB
Prospek sejumlah emiten LQ45 turun jadi negatif, begini prediksi analis


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terlebih lagi, ada utang jatuh tempo yang tetap harus dibayar oleh para emiten. Dennies pun tidak menutup kemungkinan adanya gagal bayar atas kewajiban tersebut. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, WSKT dan anak beberapa usaha PTPP telah mengajukan relaksasi pinjaman berupa perpanjangan tenor dan penurunan bunga ke sejumlah bank.

Oleh karena itu, Dennies menyarankan investor untuk wait and see terlebih dahulu terhadap saham-saham konstruksi. Menurut dia, kondisi yang dapat mengerek kembali harga saham konstruksi adalah meredanya pandemi Covid-19 dan kembali normalnya pengerjaan proyek-proyek infrastruktur.

Tak berhenti sampai di situ, dampak pandemi Covid-19 terhadap aktivitas ekonomi juga turut meningkatkan risiko bisnis perbankan. Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengatakan, potensi kenaikan kredit macet menjadi satu kekhawatiran investor terhadap bisnis perbankan pada kuartal I dan kuartal II-2020.

Baca Juga: Indeks sektor keuangan anjlok 2,33% hari ini, tiga saham bank besar dijual asing

Apalagi, sejumlah emiten perbankan juga telah mencoba menyelesaikan permasalahan kredit melalui restrukturisasi. "Ini tentunya akan memberikan dampak pada pendapatan masing-masing bank," ungkap Okie.

Oleh sebab itu, dia berharap, aktivitas industri yang mulai dilonggarkan pada kuartal II-2020 ini dapat mengendalikan dampak perlambatan ekonomi dan menjaga non-performing loan (NPL) perbankan tetap di bawah 3%.

Meski prospek bisnis keempat bank tersebut diturunkan, Okie masih cukup optimistis dengan prospek saham bank-bank tersebut untuk jangka panjang. Mengingat, keempat bank yang tergolong ke dalam BUKU 4 ini memiliki likuiditas dan kecukupan modal yang masih terjaga.

Baca Juga: BCA pangkas batas tarik tunai kartu kredit jadi 20% dari limit kartu, apa alasannya?

Okie menyukai saham BBCA dan BBRI. Alasannya, restrukturisasi kredit yang diajukan oleh para nasabah bank ini tidak akan berdampak terlalu besar. "Segmen commercial banking dengan basis retail cukup mendominasi kredit BCA sehingga risiko melonjaknya NPL akan minim. Untuk BRI, meski kreditnya banyak disalurkan ke UKM, tetapi sejauh ini potensi risiko peningkatan NPL masih kecil," kata dia.

Ia merekomendasikan investor untuk buy saham BBCA dan BBRI secara bertahap. Okie memasang target harga BBCA Rp 28.000 per saham dan BBRI Rp 3.200 per saham. Pada perdagangan Selasa (12/5), harga saham BBCA ditutup di level Rp 26.100 per saham dan BBRI Rp 2.490 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×