Reporter: Michelle Clysia Sabandar | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atawa BI 7-day repo rate (BI 7-DRR) menjadi 5,25% diperkirakan dapat menghantam kinerja perusahaan sektor properti. Maklum, kenaikan suku bunga dapat membuat daya beli masyarakat turun serta mengerek bunga kredit kepemilikan rumah (KPR).
Namun, para analis masih memprediksi PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dapat bertahan. Apalagi kinerja perusahaan properti ini di kuartal I-2018 lalu ciamik. Pendapatan perusahaan ini melesat 19,54% menjadi Rp 1,65 triliun. Kenaikan tersebut juga berhasil mengerek laba bersih PWON melejit 61,79% menjadi sebesar Rp 562,85 miliar.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Akhmad Nurcahyadi dalam risetnya 10 Juli 2018 mengatakan, ancaman kenaikan bunga KPR tidak akan menghambat kinerja PWON. Mengingat, perusahaan ini memiliki pangsa pasar kelas menengah dan menengah atas. "Kami tidak melihat kenaikan suku bunga tersebut akan memberikan tekanan masif pada permintaan apartemen PWON," tulis dia.
Kekuatan profil konsumen dari PWON pun cukup terlihat. Pendapatan pra penjualan PWON dari properti dengan average selling price (ASP) di atas Rp 2 miliar mendominasi.
Selain itu, kinerja PWON juga ditopang oleh kontribusi pendapatan berulang atawa recurring income. "Porsi recurring income yang tinggi akan menjadi katalis berkelanjutan, bahkan dengan asumsi kenaikan suku bunga kredit pemilikan apartemen (KPA)," tegas Akhmad.
Memang porsi pendapatan berulang PWON mencapai 39% dari total pendapatan kuartal I-2018. Mayoritas recurring income disumbang pusat perbelanjaan (mall). Selanjutnya, hotel dan apartemen servis sebesar 7,4% dan perkantoran dengan 4%.
Rajin ekspansi
Analis Trimegah Sekuritas Wisnu Budhiargo memprediksi, rencana ekspansi PWON di tahun ini bakal mengerek kinerjanya. Apalagi, perusahaan ini sudah memiliki modal guna mendanai ekspansi.
Tahun ini, perusahaan properti ini menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) Rp 2,96 triliun. Angka ini naik dari tahun sebelumnya, yang hanya Rp 2,3 triliun.
Pada periode Januari-Maret 2018, perusahaan ini sudah menggunakan Rp 641 miliar dari dana capex untuk konstruksi dan pengadaan tanah di Jakarta dan Surabaya.
Selain itu, tahun depan, PWON berencana melebarkan sayap bisnisnya ke wilayah Bekasi. "Fasilitas yang biasanya disediakan PWON menjadi daya tarik utama karena bisa melengkapi kebutuhan pasar," jelas Wisnu.
Analis menilai rencana ekspansi tersebut membuat prospek saham properti ini makin positif. Karena itu, Wisnu merekomendasikan beli saham PWON dengan target harga Rp 790 per saham. Serupa, analis Maybank Kim Eng Aurellia Setiabudi pun merekomendasikan beli dengan target harga Rp 730 per saham.
Akhmad juga masih memberi rekomendasi beli dengan target harga Rp 767 per saham. Ia pun memprediksi, pendapatan PWON di akhir 2018 bisa mencapai Rp 6,08 triliun atau naik 6,4% dari realisasi di 2017 lalu. Laba bersih pun diperkirakan naik menjadi Rp 1,97 triliun.
Pada perdagangan Senin (23/7), saham PWON ditutup di Rp 555 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News