kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek Reksadana Indeks di Tengah Rencana Pemangkasan Suku Bunga


Selasa, 21 Mei 2024 / 14:18 WIB
Prospek Reksadana Indeks di Tengah Rencana Pemangkasan Suku Bunga
ILUSTRASI. kinerja indeks acuan menyeret koreksi pada produk-produk reksadana indeks.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Lesunya kinerja indeks acuan menyeret koreksi pada produk-produk reksadana indeks. Pelemahan indeks ini selaras dengan kurang mendukungnya kondisi pasar saham.

Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto mengatakan bahwa indeks mengalami koreksi di awal tahun ini seiring dengan penurunan harga saham blue chip. Hal itu menyusul laporan keuangan kuartal I-2024 yang kurang memuaskan telah berdampak negatif bagi gerak saham.

“Kalau harga saham secara umum turun, semua reksadana indeks juga akan ikut turun. Sekalipun ada satu dua yang mungkin berbeda, biasanya tidak konsisten dan belum tentu bertahan lama,” ujar Rudiyanto saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (20/5).

Rudiyanto menyebut, Panin AM sendiri memiliki dua indeks pilihan yaitu IDX-30 dan Sri-Kehati. Kinerja dua produk tersebut terpantau turun masing-masing 3.03% year to date (ytd) dan 5.12% ytd, per 17 Mei 2024.

Baca Juga: Kelola 8 Produk Reksadana Indeks, BNI AM Berniat Luncurkan Indeks Offshore

Imbal hasil minus produk reksadana indeks tersebut mengikuti kinerja acuannya yakni Sri-Kehati terkoreksi sekitar 7.06% dan IDX-30 koreksi sebesar 6.15% ytd, dalam periode yang sama.

Rudiyanto memaparkan, reksadana sri kehati mayoritas berisikan saham perbankan. Sehingga, wajar koreksi indeks Sri Kehati terjadi karena performa perbankan turun di awal tahun 2024.

Menurut dia, saham bank di Indonesia rawan dengan aliran dana asing sehingga ketika net sell terjadi maka saham akan berkinerja negatif. Adapun selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 16 Mei 2024, nonresiden jual neto Rp42,27 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,05 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp53,18 triliun di SRBI.

Walau demikian, Rudiyanto meyakini reksadana indeks bisa memberikan pertumbuhan ke depan. Optimisme itu karena masih ada potensi penurunan tingkat inflasi Amerika Serikat (AS) yang diikuti dengan prospek penurunan suku bunga acuan.

"Ketika penurunan suku bunga AS sudah terealisasi, maka ada kemungkinan investor asing akan kembali masuk ke pasar saham Indonesia," katanya.

Dengan demikian, Rudiyanto bilang, ketika harga saham-saham mulai mengalami kenaikan, maka indeks acuan reksadana juga akan mengikuti. Sebagai contoh, IDX-30 memiliki 30 anggota saham. jika sebagian besar harga sahamnya naik, maka indeks IDX-30 juga mengalami kenaikan. Begitu pula sebaliknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×