Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) lanjut reli hari ketiga. Laju harga CPO seiring naiknya harga minyak kedelai di tengah kekhawatiran cuaca panas dan kering dalam dua pekan mendatang akan mengurangi prospek panen di Amerika Serikat.
Kontrak CPO untuk pengiriman September di Malaysia Derivatives Exchange sempat melejit 0,8% ke RM 3.103 atau setara US$ 1.033 per metrik ton, sebelum bergerak ke RM 3.086 atau per metrik ton, pada pukul 13.45 WIB.
Commodity Weather Group LLC menyebut, suhu akan mendekati 100 derajat Fahrenheit (38 Celcius) minggu ini dari Nebraska ke barat daya Indiana. Kondisi ini bakal meningkatkan stres pada tanaman. Cuaca kering dan panas diperkirakan akan berlanjut dari 19 Juli hingga 23 Juli.
Analis Phillip Futures Pte. Ker Chung Yang menyebut, cuaca yang tidak menguntungkan ini diekspektasikan bisa mengganggu panen di AS. "Hasil panen jagung dan kedelai mungkin lebih rendah dari yang diharapkan, sehingga akan bullish untuk minyak sawit," katanya. Minyak sawit dan minyak kedelai adalah substitusi dalam makanan dan bahan bakar.
Minyak kedelai untuk pengiriman Desember naik 0,7% ke 57,69 sen per pound. Sementara, kedelai berjangka untuk pengiriman November reli 0,8% ke US$ 13,5675 di Chicago Board of Trade.
Adapun, stok CPO Malaysia meningkat 6,8% per JUni, dibanding bulan sebelumnya. Hari ini, Malaysian Palm Oil Board merilis produksi naik 0,7% menjadi 1.753.203 ton, dan ekspor naik 12,4% menjadi 1.581.268 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News