Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) melemah 2,20% ke level Rp 1.110 pada penutupan perdagangan Rabu (15/1). Adapun secara year to date, harga saham TBIG sudah terkoreksi 9,76%.
Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai, secara jangka panjang saham TBIG masih memiliki prospek yang cukup baik. Hanya saja untuk saat ini belum ada sentimen yang kuat guna menggerakkan harga TBIG.
Dari fundamentalnya, sambung Sukarno, sejauh ini TBIG masih mencatatkan pertumbuhan kinerja. Selanjutnya, margin laba turun menjadi 17,64% dari sebelumnya 19,68%.
Baca Juga: Tower Bersama (TBIG) berencana akuisisi seluruh menara yang dilelang XL Axiata (EXCL)
“Mungkin dengan target penjualan yang tidak signifikan dari perusahaan bisa melakukan efisiensi cost agar kembali meningkat rasio marginnya. Karena kondisi margin sekarang dalam tren penurunan,” kata Sukarno.
Sukarno merekomendasikan investor untuk sell lebih dulu dengan target penurunan Rp 850 lantaran kondisi valuasi saat ini tergolong premium atau mahal.
“Bisa diperhatikan jika harga sudah menyentuh area itu. Skenario harga saat ini akan menguji support Rp 990. Ketika harga mendekati support jika tembus, atau breakdown maka tren harga akan sempurna jadi tren penurunan. Sebaliknya jika harga menguat bisa trading buy sampai kembali di harga Rp 1.100, tapi bukan untuk di-hold dalam jangka menegah,” kata Sukarno.
Baca Juga: Tower Bersama (TBIG) tawarkan surat utang US$ 350 juta
Sementara itu, Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki berpendapat, prospek bisnis menara telekomunikasi masih terbilang bagus. Namun, rasio utang terhadap modal TBIG sudah sangat tinggi apabila dibandingkan dengan emiten yang bisnisnya sama yakni PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).
Bagi investor yang tertarik untuk mengoleksi saham TBIG, Yaki menyarankan investor untuk buy on support di kisaran Rp 1.000-Rp 1.070.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News