Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pertengahan tahun ini tampaknya menjadi momentum tepat bagi korporasi untuk menerbitkan obligasi. Berdasarkan catatan KONTAN, sudah ada beberapa emiten yang berencana untuk menerbitkan obligasi.
Nicodimus Anggi Kristiantoro, Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) bilang, hingga akhir tahun 2017 pasar obligasi diprediksi sanggup memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2016, seiring terjaganya fundamental perekonomian domestik.
Apalagi, Standard & Poors (S&P) baru saja menyematkan status investment grade pada surat utang Indonesia. Kondisi tersebut semakin memperkuat prospek positif obligasi ke depan. Sehingga, tren penguatan pada pasar obligasi akan berdampak pula pada pasar sektor korporasi.
Dia menjelaskan, yield obligasi yang bergerak turun seiring positifnya pasar, akan memberikan cost of fund yang lebih rendah bagi emiten penerbit obligasi. Momentum inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh beberapa emiten untuk menerbitkan obligasi.
Anil Kumar, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia menambahkan, perusahaan sektor keuangan masih mendominasi penerbitan obligasi korporasi, yakni mencapai 65%.
“Dari 65% itu, sekitar 60% berasal dari perbankan,” imbuhnya. Ke depan, dengan populasi penduduk Indonesia yang makin bertambah, kinerja sektor perbankan pun bakal ikut terdongkrak, sehingga mendorong likuiditas.
Nicodimus menambahkan, kondisi bullishnya pasar obligasi sudah mulai terlihat hingga akhir Mei 2017 di mana seri yang sudah diterbitkan sepanjang 2017 hingga akhir Mei mencapai Rp 47,27 triliun. Lebih tinggi dibanding Januari hingga Mei 2016 yang hanya sebesar Rp 27,24 triliun,” imbuhnya.
Kondisi pasar yang sedang dalam tren bullish dan kebutuhan likuidasi dana terutama perbankan menjelang lebaran, lanjutnya, menjadi salah satu faktor yang membuat beberapa korporasi menerbitkan obligasi pada bulan – bulan ini.
Bahkan secara historical, lanjut Nico, bulan Juni 2016 menjadi ‘high session’ bagi korporasi untuk menerbitkan obligasi yang nilainya mencapai Rp 22,45 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News