kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek kinerja Puradelta (DMAS) terganjal permintaan lahan korporasi karena corona


Kamis, 19 Maret 2020 / 20:08 WIB
Prospek kinerja Puradelta (DMAS) terganjal permintaan lahan korporasi karena corona


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

Namun, secara umum Chris memandang bisnis penjualan lahan industri masih memiliki pasar yang menjanjikan. "Bisnis lahan industri masih diminati," kata Chris. 
Namun, kembali lagi karena virus corona, DMAS diproyeksikan belum dapat melakukan operasi secara normal. Alhasil, kini bisnis DMAS belum menarik. 

Namun, Aurellia menambahkan bagaimanapun prospek bisnis penjualan lahan industri memang volatil dan sensitif terhadap perkembangan makro ekonomi. 

Sementara itu, Aurellia melihat DMAS masih menjadi emiten dengan kinerja keuangan terbaik di antara kompetitornya karena diuntungkan dengan luasnya land bank yang dimiliki DMAS. 

Memang, hingga kuartal III-2019, DMAS mampu menghasilkan kinerja keuangan yang ciamik. Tercatat, pendapatan emiten properti Grup Sinarmas ini melonjak 220,59% secara tahunan menjadi Rp 1,27 triliun pada periode Januari-September 2019.

Baca Juga: Puradelta Lestari (DMAS) kantongi marketing sales jauh di atas target pada 2019

Penjualan terbesar perusahaan yang mengembangkan Kota Deltamas ini berasal dari penjualan lahan industri yang mencapai Rp 648,90 miliar. Penjualan ini naik 107,27% secara tahunan dari sebelumnya Rp 313,07 miliar pada sembilan bulan pertama tahun lalu.

Tak cuma penjualan lahan industri, penjualan lahan komersial Puradelta melonjak lebih dari 10 kali lipat menjadi Rp 598,82 miliar dari sebelumnya hanya Rp 57,88 miliar. Sementara penjualan residensial alias perumahan naik tipis cenderung stagnan menjadi Rp 11,87 miliar dari sebelumnya Rp 11,71 miliar.

DMAS juga berhasil mengantongi laba bersih Rp 759,10 miliar, melonjak lebih dari empat kali lipat, tepatnya 334,74% dari sebelumnya Rp 174,61 miliar di periode yang sama. 

Chris menyarankan baiknya investor wait and see dengan target harga di Rp 100 per saham pada akhir tahun. 

Sedangkan, Aurellia menurunkan rating rekomendasinya untuk DMAS dari buy menjadi hold karena meningkatnya ketidakpastian aktivitas bisnis saat pandemi korona. Aurellia pun memberi target harga baru untuk DMAS di Rp 235 per saham dari target sebelumnya di Rp 400 per saham. 

Sementara, Adi Prabowo Analis Trimegah Sekuritas merekomendasikan beli di target harga Rp 240 per saham.  Kompak, Christopher Andre Analis RHB Sekuritas juga merekomendasikan buy di target harga Rp 330 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×