kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek kinerja Puradelta (DMAS) terganjal permintaan lahan korporasi karena corona


Kamis, 19 Maret 2020 / 20:08 WIB
Prospek kinerja Puradelta (DMAS) terganjal permintaan lahan korporasi karena corona


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek sektor properti tertekan perlambatan ekonomi yang sudah di depan mata akibat pandemi corona. Tidak terkecuali, analis cenderung bersikap hati-hati pada prospek kinerja PT Puradelta Lestari (DMAS). 

Perusahaan yang memiliki fokus penjualan lahan industri ini menargetkan perolehan pra penjualan sebesar Rp 2 miliar di tahun ini. 

Aurellia Setiabudi, Analis Maybank Kim Eng Sekuritas mengubah pandangannya terhadap prospek DMAS. "Kami jadi bersikap waspada terhadap prospek pra penjualan lahan industri saat pandemi korona masih menyelimuti," kata Aurellia dalam riset Senin (2/3). 

Baca Juga: Bagaimana rencana kerja Puradelta Lestari (DMAS) tahun ini? Begini kata manajemen

Kecemasan Aurellia pada prospek pra penjualan DMAS berdasar pada permintaan lahan industri yang sebesar 50% datang dari perusahaan asal China dan Jepang. Sementara, pandemi corona berefek negatif pada aktivitas bisnis secara internasional dan hal ini bisa berlangsung panjang.

Lebih rinci, Aurellia menyebut dari 170 hektare luas lahan industri DMAS, sebanyak 20% permintaan datang dari perusahaan asal China, 30% perusahaan Jepang, 25% perusahaan dalam negeri dan 25% berasal dari negara lainnya. 

Aurellia mengatakan dengan masih menyebarnya pandemi corona di China, Jepang dan negara lain, ia memproyeksikan perlambatan aksi ekspansi atau investasi perusahaan berpotensi terjadi. 
"Perusahaan telah menargetkan penjualan lahan industri di tahun ini seluas 60 hektare sementara secara rata-rata dalam lima tahun terakhir perusahaan biasa mampu menjual 71 hektare lahan industri," kata Aurellia. 

Di tengah ketidakpastian prospek ekonomi global dan ekspansi yang dilakukan perusahaan-perusahaan, Aurellia memotong perkiraan pra penjualan DMAS di tahun ini sebesar 35%. Perhitungan ini berdasar pada asumsi volume penjualan tahunan 50 hektare dari sebelumnya 80 hektare. 

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony juga memproyeksikan usaha DMAS untuk mencapai target pra penjualan akan sulit di tahun ini. "Perusahaan ini cenderung wait and see dalam melakukan ekspansi akibat pandemi virus corona," kata Chris, Kamis (19/3). 

Namun, secara umum Chris memandang bisnis penjualan lahan industri masih memiliki pasar yang menjanjikan. "Bisnis lahan industri masih diminati," kata Chris. 
Namun, kembali lagi karena virus corona, DMAS diproyeksikan belum dapat melakukan operasi secara normal. Alhasil, kini bisnis DMAS belum menarik. 

Namun, Aurellia menambahkan bagaimanapun prospek bisnis penjualan lahan industri memang volatil dan sensitif terhadap perkembangan makro ekonomi. 

Sementara itu, Aurellia melihat DMAS masih menjadi emiten dengan kinerja keuangan terbaik di antara kompetitornya karena diuntungkan dengan luasnya land bank yang dimiliki DMAS. 

Memang, hingga kuartal III-2019, DMAS mampu menghasilkan kinerja keuangan yang ciamik. Tercatat, pendapatan emiten properti Grup Sinarmas ini melonjak 220,59% secara tahunan menjadi Rp 1,27 triliun pada periode Januari-September 2019.

Baca Juga: Puradelta Lestari (DMAS) kantongi marketing sales jauh di atas target pada 2019

Penjualan terbesar perusahaan yang mengembangkan Kota Deltamas ini berasal dari penjualan lahan industri yang mencapai Rp 648,90 miliar. Penjualan ini naik 107,27% secara tahunan dari sebelumnya Rp 313,07 miliar pada sembilan bulan pertama tahun lalu.

Tak cuma penjualan lahan industri, penjualan lahan komersial Puradelta melonjak lebih dari 10 kali lipat menjadi Rp 598,82 miliar dari sebelumnya hanya Rp 57,88 miliar. Sementara penjualan residensial alias perumahan naik tipis cenderung stagnan menjadi Rp 11,87 miliar dari sebelumnya Rp 11,71 miliar.

DMAS juga berhasil mengantongi laba bersih Rp 759,10 miliar, melonjak lebih dari empat kali lipat, tepatnya 334,74% dari sebelumnya Rp 174,61 miliar di periode yang sama. 

Chris menyarankan baiknya investor wait and see dengan target harga di Rp 100 per saham pada akhir tahun. 

Sedangkan, Aurellia menurunkan rating rekomendasinya untuk DMAS dari buy menjadi hold karena meningkatnya ketidakpastian aktivitas bisnis saat pandemi korona. Aurellia pun memberi target harga baru untuk DMAS di Rp 235 per saham dari target sebelumnya di Rp 400 per saham. 

Sementara, Adi Prabowo Analis Trimegah Sekuritas merekomendasikan beli di target harga Rp 240 per saham.  Kompak, Christopher Andre Analis RHB Sekuritas juga merekomendasikan buy di target harga Rp 330 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×