Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten batubara dari konglomerasi Sinar Mas, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) relatif terjaga dalam sembilan bulan 2024. Laba bersih GEMS masih mampu tumbuh saat pendapatan merosot.
GEMS meraup pendapatan sebesar US$ 2,01 miliar atau turun 1,95% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy), yang kala itu US$ 2,05 miliar.
Pendapatan GEMS hingga September 2024 didapat dari penjualan ke pasar ekspor sebesar US$ 1,33 miliar dan penjualan domestik senilai US$ 675,97 juta.
Penjualan ekspor GEMS turun 5,67% (yoy), sementara penjualan ke pasar dalam negeri naik 5,25% (yoy). Pada periode yang sama, beban pokok penjualan GEMS turun lebih dalam sebanyak 5,73% (yoy) menjadi US$ 1,15 miliar.
Hasil itu membuat laba kotor GEMS naik 3,33% (yoy) menjadi US$ 854,44 juta. Secara bottom line, GEMS meraih laba bersih senilai US$ 397,39 juta hingga kuartal III-2024, atau tumbuh 2,86% dibandingkan keuntungan US$ 386,32 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Golden Energy Mines (GEMS) Bagikan Dividen Interim US$ 90 Juta, Intip Jadwalnya
Meski industri batubara masih melandai, tapi GEMS masih rajin menebar dividen kepada para pemegang sahamnya. Terbaru, GEMS membagi dividen interim tiga dari tahun buku 2024 dengan nilai US$ 90 juta.
Jumlah itu setara dengan US$ 0,0153 per saham atau Rp 243,73 per saham saat dikonversi menggunakan kurs Rp 15.930 per dolar Amerika Serikat. Cum dividen interim di pasar reguler dan negosiasi sudah terjadi pada Jumat (6/12), dan akan dibayarkan pada 17 Desember 2024.
Pelaku pasar pun menyambut positif dengan kenaikan harga saham GEMS setelah pengumuman pembagian dividen interim. Namun, harga GEMS berbalik turun tiga perdagangan beruntun menjelang berakhirnya cum date dividen.
Harga GEMS kemudian kembali naik 1,60% ke posisi Rp 11.100 per saham pada perdagangan Senin (9/12). Research Analyst Stocknow.id Emil Fajrizki mengamati harga saham emiten cenderung mengalami koreksi menjelang atau setelah cum-dividen.
Hal ini disebabkan oleh aksi profit taking jangka pendek daripada perubahan fundamental perusahaan. Di sisi lain, Emil menilai pembagian dividen yang konsisten menjadikan GEMS salah satu saham berkarakter defensif yang cocok untuk investor yang menginginkan penghasilan pasif.
GEMS yang rajin membagikan dividen interim juga mencerminkan manajemen kas yang berjalan baik. "Saham GEMS dapat dimanfaatkan untuk strategi dividen play, mengingat kebijakan perusahaan yang rutin membagikan dividen dalam jumlah signifikan," ungkap Emil kepada Kontan.co.id, Senin (9/12).
Emil pun melihat saham GEMS tidak hanya menarik saat pembagian dividen, tetapi juga memiliki potensi sebagai pilihan investasi jangka menengah hingga jangka panjang. Emil lantas menyoroti laba GEMS yang mampu tumbuh meski pendapatan tertekan.
Hal ini menunjukkan kemampuan GEMS dalam mengelola biaya operasional dan mempertahankan margin keuntungan, meski harga komoditas utama melemah. "GEMS memiliki daya tarik sebagai salah satu emiten dengan efisiensi operasional tinggi dan portofolio pasar ekspor yang luas," imbuh Emil.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer sepakat, kinerja GEMS hingga kuartal III-2024 menunjukkan efisiensi operasional dan pengelolaan biaya yang efektif. "Efisiensi ini kemungkinan berasal dari diversifikasi pasar, efisiensi biaya produksi, atau peningkatan kualitas penjualan. Contohnya kontrak ekspor dengan harga premium," ujar Miftahul.
Miftahul memproyeksikan harga komoditas batubara global masih fluktuatif hingga akhir 2024. Sedangkan pada tahun 2025 berpotensi naik terbatas. Katalis utamanya adalah permintaan energi global, akselerasi kebijakan energi hijau serta dinamika pasar & ekonomi China sebagai importir utama batubara global.
Sebagai rekomendasi, untuk saat ini Miftahul menyarankan trading buy saham GEMS dengan target harga di Rp 11.700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News